Jakarta, Aktual.com — “Bullying” merupakan suatu masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan, beberapa topik hangat di beberapa media memberitakan bahwa ‘bullying’ telah banyak memakan korban jiwa khususnya pada anak-anak.

Tindakan bullying ini tidak hanya dilakukan secara personal namun lebih mengarah ke kondisi berkelompok dan dilakukan bukan hanya di alam nyata namun juga sudah merebak di dunia maya.

Cara ‘bullying’ akan membuat korban merasa tertekan baik secara fisik maupun psikis. Kerasnya kehidupan dan mudahnya akses media yang dengan mudah bisa mengekspos hidup seseorang tidak jarang menimbulkan kesan negatif.

Kurangnya bijaknya dalam bersikap, tindakan dalam pergaulan bahkan tindakan preventif ‘bullying’ akan memperparah keadaan. Semakin banyak korban, apalagi dengan sikap introvert-nya akan memicu seseorang untuk mengambil tindakan sepintas.

‘Bullying’ tidak terjadi hanya pada remaja atau orang dewasa. Kebanyakan ‘bullying’ terjadi pada anak-anak. Tentunya peran orang tua disini sangat diperlukan.

Berikut, Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar dapat mencegah ‘bullying’ terhadap buah hati mereka.

1. Optimalisasi kasih sayang dari orang tua. Lantaran anak yang tumbuh dalam lingkungan yang baik, secara otomatis akan membentuk pribadi dan mental anak.

2. Berikan asupan nutrisi yang cukup. Karena nutrisi yang cukup, akan membentuk daya tahan tubuh anak yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit serta bisa bergerak aktif.

3. Berikan program pengembangan bakan dan kemampuan anak. Ini adalah upaya agar anak dapat fokus kepada minat dan bakatnya sehingga terhindar dari hal-hal yang negatif.

4. Penyembuhan bagi korban bullying. Tujuan adanya bantuan konseling, agar sang anak bisa menemukan solusi dari permasalahan yang dialami sang anak. Terkadang dengan orang tua sendiri, mereka takut untuk terbuka karena dipikiran mereka pasti orang tua akan marah dan menghukum ‘si pelaku bullying’-nya. Namun dengan mereka-lah, terkadang mereka bisa terbuka (open) dan lebih leluasa untuk mengeluarkan perasaannya.

5. Pembinaan dalam penggunaan media sosial. Adanya media sosial ini disinyalir menjadi salah satu pemicu depresi korban bullying, di mana bullying yang dilakukan seolah-olah bisa mengekspose kehidupan pribadi korbannya.

Tak jarang, gara-gara bullying di media sosial, ada beberapa anak-anak yang memilih mengakhiri hidupnya. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pembinaan mengenai media sosial terhadap anak.

6. Pendekatan persuasif secara moral dan agama terhadap pelaku bullying. Jiwa anak-anak dan kaum remaja memang masih labil, masih butuh bimbingan terutama dari para orang tua dan keluarga.

Langkah pencegahan lebih baik dilakukan sedini mungkin untuk mencegah kerusakan moral yang memicu anak-anak dan para remaja mengalami kondisi frustasi yang berakibat fatal bukan saja pada korban bullying tetapi juga para pelakunya yang sudah masuk dalam kategori tindakan kriminal.

Oleh sebab itu, pembinaan mental mereka harus senantiasa dilakukan, berkesinambungan serta dengan pendekatan moral dan agama.

Artikel ini ditulis oleh: