Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menilai langkah memindahkan Terminal BBM Plumpang di Koja, Jakarta Utara, ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pilihan tepat.
“Menurut saya itu pilihan tepat,” kata Andre melalui sambungan virtual yang ditayangkan di Media Center, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/3).
Di samping lokasi pemindahan itu wilayahnya lebih aman, Andre menilai di tanah milik Pelindo itu Pertamina tidak perlu berinvestasi tanah, melainkan hanya tinggal bersinergi dengan Pelindo yang merupakan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Cukup melakukan penyewaan di tanah milik Pelindo sehingga Pertamina bisa membangun asetnya, membangun depo baru di tanah milik Pelindo tersebut,” ujarnya.
Hal tersebut, kata dia, sebagaimana usulan yang disampaikan pada pekan lalu kepada pemerintah dan Pertamina untuk mengkaji kembali keberadaan Terminal BBM Plumpang.
Selain itu, lanjut dia, investigasi harus dilakukan Pertamina atas insiden kebakaran yang terjadi dan tanggung jawab harus diberikan kepada korban terdampak.
“Alhamdulillah usulan yang kami sampaikan Sabtu lalu soal bagaimana Depo Plumpang ini bisa dipindahkan ke Newport Priok Pelindo itu alhamdulillah disetujui pemerintah,” tuturnya.
Andre meminta berbagai pihak tidak perlu saling menyalahkan menyikapi insiden kebakaran Terminal BBM Plumpang, sebaliknya mencari solusi yang terbaik agar kejadian mematikan serupa ke depannya tidak kembali terjadi.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Diah Nurwitasari mengatakan bahwa komisinya telah melakukan kunjungan ke lokasi insiden kebakaran TBBM Plumpang pada Selasa (7/3).
“Pada pertemuan itu kami menanyakan sebetulnya apa yang terjadi secara peristiwa dari Pertamina, dan disampaikan bahwa Pertamina masih melakukan investigasi,” katanya.
Diah menyebut Pertamina berjanji dan berkomitmen untuk melakukan investasi mendalam terkait penyebab kebakaran TBBM Plumpang, serta bertanggung jawab kepada korban kebakaran dan menjamin pasokan ketersediaan BBM.
Untuk solusi jangka panjang, kata dia, pihaknya meminta Pertamina melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi infrastrukturnya agar dapat memperbaiki dan merawatnya supaya insiden serupa tidak kembali terjadi.
“Kemudian memutakhirkan teknologi,” katanya.
Dia berharap insiden kebakaran TBBM Plumpang dapat menjadi pelajaran bagi pengelolaan industri, terutama yang terkait kimia agar memperhitungkan dampak kepada masyarakat.
“Kita dorong harus serius pemerintah mengatasi yang terjadi sekarang dan semakin memitigasi kondisi di masa yang akan datang,” katanya.
Adapun secara pribadi, Diah meminta agar insiden kebakaran TBBM Plumpang yang merenggut korban jiwa itu tidak digiring pada isu politis, melainkan fokus memberikan hak bagi korban terdampak.
“Saya hanya ingin menggarisbawahi jangan sampai musibah ini kemudian terulang lagi dan dibicarakan lebih pada sisi politis, dipolitisasi, sementara rakyatnya yang menderita kena musibah,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu