Jakarta, Aktual.com – Ikatan Istri Partai Golkar melanjutkan roads how yang dikemas dalam bentuk Bakti Sosial ke Nanggroe Aceh Darussalam. Setelah lawatan di Pulau Jawa, rombongan IIPG yang dipimpin Ketua Umum IIPG Deisti Setya Novanto, kini tiba di Pulau Sumatera yang dimulai dari Kota Serambi Mekah, Banda Aceh.
Bakti Sosial di Provinsi paling Barat Indonesia ini, dipusatkan di Kabupaten Pidie Jaya. Kunjungan di Pidie Jaya ini dilakukan di pondok pesantren Al-Munawaroh, Pidie Jaya. Deisti Novanto menyerahkan bantuan 300 paket sembako, Al-Qur’an, sarung dan mukenan serta diakhiri dengan peresmian dan penandatanganan prasasti pembangunan fasilitas pesantren, berupa 10 MCK.
Pembangunan ini 10 MCK ini sangat bermanfaat karena sebelumnya para santri harus mengantri panjang untuk keperluan mandi dan lainnya. Dalam sambutannya, Deisti mengucapkan rasa syukur dapat kembali menginjakkan kakinya di tanah leluhurnya serta mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Pidie.
“Rasa syukur saya dapat kembali berada di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Nenek saya juga orang Aceh. Jadi ini merupakan tanah leluhur saya. Terima kasih juga atas sambutan dari masyarakat Pidie yang sangat meriah,” kata dia di Piro, Kamis (18/5).
Deisti Novanto kemudian menjelaskan maksud dan tujuan kehadirannya kali ini, sebagai komitmen IIPG dalam menjaga silaturahmi dengan masyarakat. Menurutnya, ini menjadi komitemen IIPG dalam membantu para suami yang telah berjuang di Partai Golkar dengan slogan Suara Golkar Suara Rakat.
Ketika menjelaskan mengapa Pesantren dan Meunasah yang menjadi target kunjungan, Deisti sapaan akrab Deisti Setya Novanto, menjelaskan bahwa meunasah dan pesantren tidak bisa dilepaskan dari masyarakat di Aceh yang terkenal dengan Kota Serambi Mekah ini.
“Julukan Kota Serambi Mekah untuk Aceh membuktikan bahwa Islam dan Aceh tidak bisa dipisahkan. Sedangkan Meunasah khususnya di Aceh telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Untuk itulah kami menjadikan menasah dan pesantren sebagai prioritas kunjungan IIPG di Aceh.”
Pada kehidupan pesantren, menurut Deisti terdapat nilai-nilai, etos dan budaya yang menjadi modal utama dalam membangunan peradaban yang luhur. Nilai-nilai yang dikembangkan, seperti: nilai-nilai tauhid, kemanusian, keadilan dan kejujuran, kepedulian terhadap makhluk lain, kemandirian dan kebersahajaan dan lain-lain, adalah ruh dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Untuk itulah Deisti berharap banyak kepada pimpinan pesantren di Aceh untuk menjadi patron dalam sistem pendidikan dalam upaya mewujudkan salah tujuan pembangunan Indonesia, yaitu pembangunan manusia seutuhnya. Peluang besar bagi sistem pendidikan meunasah dan pesantren dalam pembangunan sumber daya insani.”
“Pesantren sudah seharusnya lebih terbuka dan fleksibel dalam melihat realitas sosial, dengan segala kemajuan dan perkembangan Iptek yang ada secara praktik harus mampu mendidik dan menyiapkan sumber daya insani yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman.”
Pimpinan pondok, Buya Abu Usman Kuta Krueng, mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan IIPG. Beliau menyampaikan bagaimana terbantunya kegiatan keseharaian di pesantren, dengan pembangunan 10 MCK dari IIPG.
“Ahamdulillah tidak ada antrian lagi.”
Sementara itu, Geusyik mewakili tokoh masyarakat mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepda IIPG dan Partai Golkar atas kunjungan dan bantuan yang diterimanya.
“Alhamdulillah, mewakili masayarakat saya berterima kasih kepada Ibu-ibu dari Partai Golkar, jauh-jauh dari Jakarta sudah menemui kami di Pidie, dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan, semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang lebih banyak.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu