Sejumlah massa menggelar aksi " Save Aleppo Suriah " di Bunderan HI, Jakarta, Minggu (8/5/2016). Dalam aksinya mereka protes keras atas serangan Rusia terhadap Kota Aleppo, Suriah yang memakan banyak korban sipil.

Jakarta, Aktual.com – Salah satu sumber militer menyatakan bahwa sebanyak 75 bus memasuki Aleppo Timur di Suriah Utara untuk mengungsikan sisa gerilyawan, sehari setelah dilanjutkannya pengungsian yang dibekukan.

Semua bus tersebut memasuki Permukiman Zibdiyeh, Salahuddien, Mashhad dan Ansari di Aleppo Tenggara untuk mengungsikan sisa gerilyawan dan keluarga mereka melalui Jalan Ramouseh menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran barat-daya Aleppo, kata sumber itu –yang tak ingin disebutkan jatidirinya– kepada Xinhua.

Sementara itu, beberapa bus memasuki Kota Kecil Syiah Kafraya dan Foa di pinggir Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah pada Sabtu malam untuk mengungsikan sebanyak 1.200 penganut Syiah yang dikepung oleh gerilyawan, demikian laporan Xinhua –yang dipantau di Jakarta, Ahad (18/12) malam.

Pemeluk Syiah tersebut dijadwalkan meninggalkan Idlib secara berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo pada Ahad, sebagai bagian dari kesepakatan Turki-Rusia.

Pengungsian gerilyawan dan keluarga mereka dari sisa kubu mereka di Aleppo Timur dimulai pada Kamis (15/12), dan lebih dari 8.000 orang sudah pergi menuju pinggiran barat Aleppo.

Pengungsian itu dilakukan setelah militer Suriah merebut kembali 99 persen daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo, setelah serangan besar.

Akibatnya ialah 80.000 orang menyelamatkan diri dari Aleppo Timur menuju daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, sementara gerilyawan dan keluarga mereka termasuk di dalam kesepakatan antara Rusia dan Turki, sebab Moskow berunding atas nama Pemerintah Suriah, sedangkan Ankara berunding buat gerilyawan.

Namun proses pengungsian dibekukan pada Jumat karena banyak alasan.

Salah satu alasan utama ialah gerilyawan di Idlib gagal mengizinkan warga sipil di kedua kota kecil Syiah pro-pemerintah pergi berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo Timur.

Pada Sabtu, satu sumber militer mengatakan dilanjutkannya pengungsian gerilyawan dari sisa kubu terakhir mereka di bagian timur Aleppo direncanakan segera dilakukan, sebab gerilyawan setuju untuk mematuhi janji mereka sebelumnya antara lain untuk mengizinkan warga sipil keluar dari kota kecil Syiah.

Kesepakatan tersebut dirancang untuk mengungsikan 15.000 orang, termasuk 4.000 gerilyawan.

Dengan pengungsian gerilyawan terakhir dari Aleppo Timur, militer Suriah akan menguasai seluruh kota itu, kemenangan yang dipandang sebagai penulisan babak baru sejarah, sebagaimana dikatakan Presiden Bashar al-Assad belum lama ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka