Purwakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi melantik pengurus DPD Partai Golkar Cimahi di Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi, Minggu (7/8).

“Pengurus Partai Golkar Cimahi sengaja dilantik di Kampung Adat Cireundeu ini karena ada masalah serius soal kebangsaan,” katanya, di Cimahi.

Ia mengatakan, dari 200 kepala keluarga yang berada di Kampung Adat Cireundeu, sekitar 30 persen di antaranya tidak memiliki kartu tanda penduduk. Hal itu terjadi karena masih bermasalah terkait agama dan keyakinan mereka.

Menurut Dedi, ada momen satu daerah berpegang teguh pada leluhur, namun berdampak pada ketidaklengkapan administrasi kependudukan mereka.

“Jadi di antara tujuan kegiatan pelantikan di Kampung Adat Cireundeu ini ialah untuk mengambil momen-momen penting itu, menyangkut kebutuhan publik,” katanya.

Dedi meminta agar Itoc memperhatikan warga kampung adat tersebut. Sebab mereka memegang teguh adat istiadat, yang memang diakomodir dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila.

“Pa ltoch yang isteri-nya merupakan Wali Kota Cimahi, Atty Suharti Tochija, harus segera mengurus warga sini (Kampung Adat). Sebab mereka yang lebih cinta lingkungan dan lebih cinta Indonesia. Kita yang mengaku beradab, yang berpendidikan, justru masih tidak bisa ngurus lingkungan,” katanya.

Ia mafhum desakan warga Kampung Adat Cirendeu untuk memperjuangkan hak-nya, yakni bisa mencantumkan keyakinan mereka di kolom agama KTP tidak populer.

“Jumlah mereka ini minoritas. Tapi silahkan anda cek di seluruh Indonesia, warga yang mempertahankan adat istiadat leluhurnya-lah yang lebih cinta Indonesia. Dan Golkar akan bersama mereka, meski ini bisa dinilai tidak populer,” kata Dedi.

Sementara itu, Kampung Cireundeu sendiri merupakan desa adat yang terletak di lembah Gunung Kunci, Gunung Cimenteng dan Gunung Gajahlangu.

Tapi jika dilihat secara administratif, kampung itu berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Kampung Adat Cireundeu tidak memposisikan desanya sebagai objek daya tarik wisata, tetapi lebih fokus pada desa yang masih memelihara tradisi lama yang telah mengakar yang diwariskan oleh tetua adat dulu.

Masyarakat Kampung Cireundeu beranggapan bahwa sekecil apapun filosofi kehidupan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka wajib untuk dipertahankan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan