Presiden Petronas Indonesia
Presiden Petronas Indonesia

Jakarta, Aktual.com – Pengembangan blok migas di perairan Natuna memang menjadi Prioritas Pemerintahan Jokowi-JK. Namun pihak investor masih berpikir ulang untuk terlibat dalam proyek besar tersebut. Hal ini lantaran faktor keekonomian menjadi pertimbangan utama bagi investor.

Presiden Petronas Indonesia, Mohamad Zaini Md Noor mengungkapkan bahwa lapangan Natuna memiliki tantangan yang besar, selain terkait kandungan dari sumur itu sendiri, namun pengembangan Natuna mengharuskan penyediaan fasilitas baru.

Lapangan ini terkategori marjinal sehingga tidak bisa disinergiskan dengan fasilitas yang sudah ada. Hal demikian membuat minat perusahaan asal negara Malaysia itu menjadi surut untuk bergabung ke dalam konsorsium.

“Natuna ini challenges nya banyak. Kalau kami di Petronas, kami lebih suka survei. Kami sudah ada di Muriah dan di Ketapang. Kemudian, di Madura, di atas Madura. Jadi kalau kami buat di sekitarnya, bisa sharing facility. Jadi lebih economic, bisa di-tie in terus. Tapi kalau yang jauh-jauh ini, fasilitasnya serba baru. Jadi long journey lah Petronas di sini,” kata Zaini, Selasa (11/10).

Sementara Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Sutjipto telah memahami bahwa kondisi lapangan tidak ekonomis dari perhitungan bisnis, untuk itu dia terus melakukan koordinasi dengan kementerian tehnis yakni ESDM dalam upaya membuat skema bagi hasil yang lebih atraktif agar pengembangan menjadi ekonomis.

“Yang sekarang yang penting konsep bagi hasilnya gimana supaya ekonomis ya. Itu yang sedang didiskusikan,” kata Dwi.

(Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka