Jakarta, Aktual.co — Komisi Nasional (Komnas) Anak menyatakan sebanyak 2,1 juta anak terpaksa bekerja di dalam situasi buruk karena kondisi ekonomi keluarga yang miskin.
“Anak-anak yang seharus menikmati masa kanak-kanak, harus bekeja di tambang, melaut, bertani dan menjadi buruh harian yang dapat membahayakan keselamatannya,” kata Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait di Jakarta, Kamis (23/10).
Ia menjelaskan, anak-anak yang bekerja dalam situasi buruk ini seharus mendapatkan perlindungan khusus pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya.
“Ini seharusnya menjadi perhatian dan agenda pemerintah untuk mengembalikan anak bekerja karena alasan kemiskinan harus dikembalikan ke lingkungan keluarga dan sekolah,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, mengembalikan anak dari pekerjaan terburuk kembali ke sekolah harus menjadi program prioritas pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan M. Jusuf Kalla, agar anak-anak ini mendapatkan pendidikan untuk masa depannya yang lebih baik.
“Selama ini, secara teknis belum ada perundang-undangan yang mengatur, masih sangat sumir dan ini suatu tantangan pemerintahan baru agar tidak ada lagi anak bekerja dalam kondisi buruk tersebut,” ujarnya.
Menurut dia, selama ini program-program pemerintah belum pernah menyentuh bagaimana pekerja anak dihapuskan.
“Kami terus berupaya agar anak-anak ini hidup dengan selayaknya, melalui edukasi kepada orang tua dan memberikan bantuan hukum kepada anak-anak yang mendapatkan kekerasan atau kejahatan,” sambungnya.
Misalnya kejahatan seksual, selebihnya kekerasan fisik, penerlantaran, penculikan, eksploitasi ekonomi, perdagangan anak untuk eksploitasi seksual komersial serta kasus-kasus perebutan anak,” jelasnya.
Komnas Anak, menurut dia, saat ini bersinergi dengan organisasi lainnya seperti Gotong Royong Fund serta dukungan penuh dari berbagai komonitas yang sudah terjalin baik.
“Kami berharap dengan adanya kerja sama semua pihak, program Komnas yang belum maupun yang sudah terlaksana membutuhkan penanganan, pengembangan lebih lanjut tentu akan dapat terwujud demi masa depan anak-anak Indonesia sebagai penerus bangsa ini,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: