Jombang, Aktual.com – Laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015 diterima peserta Muktamar NU ke-33. Muktamar yang dihelat di Jombang, Jawa Timur, disampaikan Ketum PBNU Said Aqil Sirodj beserta pengurus lengkap dewan harian PBNU.
Dari jajaran syuriyah dan tanfidziyah. Sidang laporan pertanggungjawaban dipimpin Sekretaris Jenderal PBNU masa khidmat 2010-2015 Marsyudi Suhud.
Dalam laporan, Kyai Said mengungkapkan sejumlah program kerja yang telah dilaksanakan. Salah satunya program kerja di dunia internasional dengan aktif dalam upaya perdamaian dunia.
“Secara rutin dalam 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu 2012, 2013, dan 2014, delegasi PBNU menjadi peserta aktif dalam Global Peace Convention yang diselenggarakan oleh Global Peace Foundation di Jerman, Italia, Korea Selatan, dan Belgia,” terangnya.
Melalui program ini, PBNU mempromosikan Islam Ahlussunah wal Jamaah ke dunia internasional, termasuk ke komunitas non muslim dari berbagai negara.
PBNU yang diwakili oleh Syuriyah dan Tanfidziyah, bersama Pemerintah Republik Turki menjadi motor utama bagi negara-negara berpenduduk muslim di dunia dalam upaya mencari solusi perdamaian Afghanistan sekarang dan di masa mendatang.
PBNU mempromosikan Islam Ahlussunah wal Jamaah yang mengedepankan ajaran Tasamuh, Tawasuth, dan Tawazun untuk terciptanya perdamaian, antara lain dalam program Multaqa Sufi di Indonesia dan Turki, serta seminar dan forum konsultasi di Afghanistan.
Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU dalam upaya menciptakan perdamaian di dunia juga mempromosikan Islam Ahlussunah wal Jamaah dalam kaitan kesetaraan gender, khususnya di Afghanistan. Seruan moral untuk perdamaian dunia juga secara rutin disampaikan oleh Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU, baik melalui taushiyah maupun publikasi melalui media massa nasional dan internasional.
Diakhir laporannya, Sekjen PBNU Marsudi Suhud kemudian menanyakan kepada muktamirin yang memenuhi Alun-alun Jombang, Jawa Timur.
“Saya tanyakan ke muktamirin, apakah laporan pertanggungjawaban ini dianggap cukup dan bisa diterima?,” tanya dia.
Muktamirin secara serentak menjawa dengan kata ‘diterima’.
Artikel ini ditulis oleh: