Seoul, Aktual.com – Korea Utara pada hari Selasa (5/3) memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan Korea Selatan harus membayar mahal karena mengadakan latihan militer gabungan berskala besar Freedom Shield.
Seorang perwakilan dari Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara yang tidak disebutkan namanya mengutuk keras latihan yang berlangsung selama 11 hari tersebut. Latihan yang dimulai pada hari Senin (4/3) dengan meningkatkan latihan di lapangan dan fokus untuk melawan ancaman dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.
“Kementerian Pertahanan mengecam keras latihan militer yang sembrono yang dilakukan AS dan [Korea Selatan] karena semakin terselubung dalam ancaman militer mereka terhadap negara berdaulat dan upaya untuk menginvasinya,” kata pernyataan yang disampaikan oleh Kantor Berita Pusat Korea.
“Militer Korea Utara akan terus mengawasi tindakan petualang musuh dan melakukan kegiatan militer yang bertanggung jawab untuk mengendalikan lingkungan keamanan yang tidak stabil di Semenanjung Korea,” kata juru bicara itu.
Korea Utara telah mengecam latihan militer bersama sekutu sebagai persiapan untuk invasi dan telah menggunakan latihan semacam itu sebagai dalih untuk melakukan uji coba rudalnya sendiri.
Freedom Shield merupakan latihan gabungan pertama sejak Korea Utara membatalkan perjanjian militer antar-Korea tahun 2018 yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan, yang menimbulkan kekhawatiran tambahan atas reaksi provokatif dari Pyongyang.
Menanggapi pernyataan tersebut pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyebut Freedom Shield sebagai latihan militer pertahanan rutin yang dilakukan setiap tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi provokasi dan agresi dari Korea Utara.
“Militer kami benar-benar siap untuk menghadapi provokasi Korea Utara,” kata juru bicara kementerian itu dalam sebuah pesan kepada wartawan.
“Jika Korea Utara melakukan provokasi langsung dengan dalih latihan gabungan, kami akan merespons dengan sangat keras,” tambahnya.
Latihan gabungan ini dilakukan pada saat ketegangan tetap tinggi dalam beberapa tahun terakhir di Semenanjung Korea. Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba senjata tahun ini dan meningkatkan retorika keras terhadap Korea Selatan, menyebut Seoul sebagai “musuh utama” bulan lalu.
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah meningkatkan kerja sama militer mereka dengan melakukan latihan yang lebih luas serta pengerahan aset militer AS seperti kapal induk, pembom nuklir B-52, dan kapal selam rudal balistik nuklir ke Semenanjung Korea dalam beberapa bulan terakhir.
Selain pasukan dari AS dan Korea Selatan, personel dari 11 negara anggota lainnya dari Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa juga turut serta dalam latihan ini. Negara-negara tersebut termasuk Australia, Belgia, Inggris, Kanada, Kolombia, Prancis, Yunani, Italia, Selandia Baru, Filipina, dan Thailand, yang akan mengambil bagian kapasitas yang berbeda.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan