Salah seorang peserta sedekah minyak jelantah di depan kantor LAZAR, Jakarta, Selasa (28/9).
Salah seorang peserta sedekah minyak jelantah di depan kantor LAZAR, Jakarta, Selasa (28/9).

Jakarta, Aktual.com – Aksi lokal tapi berdampak global, mungkin kata ini yang tepat disematkan untuk progam Sedekah Minyak Jelantah ini. Sejak beberapa bulan terakhir Lembaga Amil Zakat Ar-Raudhah (LAZAR) telah berhasil mengumpulkan minyak jelantah dari dapur pesantren Zawiyah Ar Raudhoh dan masyarakat sekitar, serta dari Jemaah pengajian lainnya.

Kemudian, hasil dari tampungan minyak jelantah tadi dikumpulkan dan diambil untuk diolah kembali (recycle) menjadi bio diesel yang banyak di gunakan di negara negara Eropa. Adapun manfaat ekonominya dijadikan sedekah untuk berbagai aktifitas sosial keagamaan.

“Jika sedekah dengan uang susah, maka sedekah dengan minyak jelantah lebih mudah dan lebih ikhlas,” ujar Divisi Marketing LAZAR, Silo Indriyono.

Program ini sendiri kerjasama antara LAZAR dengan rumah sosial kutub dan aktivis filantropi, Bung Silo Indriyono yang juga sebagai Divisi Marketing di LAZAR. Program ini sendiri merupakan program pemberdayaan bidang lingkungan dan kesehatan.

Program ini juga ikut mendukung pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam meningkatkan kualitas lingkungan tanah. Dimana saat ini sebanyak 97,6% masyarakat membuang minyak jelantah kesaluran air dan tanah. Dan dari jumlah tadi, sebanyak 75% masyarakat lebih senang di kumpulkan dan menjadikan sedekah daripada minyak tadi buang begitu saja.

Dilansir dari British Journal of Nutrition serta seminar Zakat Inovation week 2021 yang diselenggarakan oleh FOZ, bahwa fakta saat ini rata-rata masyarakat dalam mengelola minyak jelantah ini adalah :

1. Dibuang ke Septic Tank yang menyebabkan penyumbatan dan minyak tidak dapat diolah.

2. Dibuang di saluran limbah kota yang ujung-ujungnya sampai ke TPA sampah di buang ke tanah bagi yang masih punya lahan. Ini bisa merusak dan berbahaya bagi mikroorganisme tanah.

3. Digunakan terus-menerus sampai berwarna hitam. Semakin hitam semakin enak gorenganya apalagi dijadikan sambal, tentu ini tidak sehat karena mengandung zat karsinogen sebagai pemicu kanker.

4. Disaring ulang dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

5. Dibuang kesaluran drainase.

Menurut data tahun 2020, Indonesia adalah syurga minyak jelantah yang hampir 1,6 milyar liter UCO. Ada yang digunakan untuk sabun, lilin dan dijadikan bodiesel. Dan dari data yang didapatkan bahwa potensi limbah minyak jelantah ini sangat besar mengingat sebagai kota terbesar dan penduduk terpadat di Indonesia maka Jakarta adalah penyumbang 61 % dari penghasil minyak jelantah rumah tangga, disamping hotel hotel besar.

Sebagai pusat kegiatan LAZAR yang beralamat di Tebet Barat 8 Jakarta Selatan No 50 ini juga potensi dan menarik untuk dikelola.

Anda tertarik untuk sedekah sambil menjaga lingkungan? Segera hubungi LAZAR, Lembaga Amil Zakat Ar Raudhoh.

Semoga bermanfaat.

(Ahmad Himawan)

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi