Jakarta, Aktual.com — Pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Tigor Hutapea menolak anggaran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut aktivis tidak pernah menyorot keberhasilan normalisasi sungai seperti halnya sorotan terhadap proyek reklamasi Teluk Jakarta. Ahok Juga menyebut tidak ada pihak yang meributkan ketika warga melakukan reklamasi di bantaran sungai Ciliwung yang menyebabkan banjir.
Menurutnya program Ahok melakukan normalisasi sejumlah sungai salah. Ahok justru merusak fungsi sungai itu sendiri dengan menutup sungai dengan turap-turap beton. Sehingga, air sungai tidak dapat terserap ke dalam tanah.
“Dengan adanya betonisasi itu akan menghambat proses peresapan air yang dilakukan oleh sungai. Sungai itu akan meresap air dan air itu akan menjadi air tanah,” tuturnya di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/5).
Dengan tidak terserapnya air sungai menjadi air tanah, lanjut Tigor, di satu sisi pengambilan air tanah masih berjalan masif maka, ancaman banjir semakin luas disebabkan permukaan tanah yang semakin turun.
“Seharusnya tidak dibeton tapi harus direstorasi , ditanami bambu, ditanami tumbuhan-tumbuhan lain sehingga bisa mengikat limbah-limbah yang ada di sungai-sungai Jakarta,” pungkas dia.
Disamping itu Tigor juga menyoroti program normalisasi sungai yang menggusur warga dibantaran sungai. Harusnya Ahok mencari tahu penyebab warga yang tinggal dibantaran sungai.
“Pertanyaan gini kenapa masyarakat harus membangun sungai di pinggir sungai, karena mereka tidak bisa membeli lahan yang ada di Jakarta. Itu permasalahannya,” tegasnya.
Sebelumnya, Ahok menyindir aktivis lingkungan yang kerap mengkritik dirinya terkait reklamasi Teluk Jakarta saat dirinya meninjau Sungai Ciliwung di Kampung Pulo pada Rabu, 18 Mei 2016 kemarin.
“Tadi ada yang ikut kan? Makanya ini yang selalu saya katakan, di mana suara aktivis ketika melihat Ciliwung direklamasi? Masih tidak ada komentar,” kata Ahok, Kampung Pulo, Jakarta Timur, Rabu (18/5) kemarin.
“Kalian lihat nggak tadi? Hampir seluruh Ciliwung itu direklamasi dengan tanah, dengan kayu, dengan sampah, lalu kemudian membuat rumah-rumah untuk disewakan. Jadi yang suka protes kami, adalah orang-yang suka menyewakan (rumah),” tambah dia menyindir.
Artikel ini ditulis oleh: