Terakhir, diharapkan pemerintah mendorong kredit perbankan ke sektor riil dengan berbagai insentif.

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah mencari akar penyebab lesunya daya beli masyarakat. Pada kuartal kedua tahun ini, beberapa indikator konsumsi tercatat mengalami kontraksi.

“Saya belum berani ngomong. Kalau saya iya-kan, mana datanya? Saya masih mencari penyebabnya,” kata Darmin.

Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas hingga Juni 2017, penjualan sepeda motor tumbuh minus 26,9 persen secara year on year. Rendahnya permintaan juga tercermin dari pertumbuhan penjualan mobil yang tercatat minus 27,5 persen secara year on year.

Bahkan, data Bappenas menunjukan, volume penjualan semen mengalami kontraksi, karena mencatatkan pertumbuhan minus 26,8 persen secara year on year. Impor bahan baku modal dan penolong, pun masing-masing tumbuh minus 27,3 persen dan 17,1 persen secara year on year.

Badan Pusat Statistik sebelumnya menyatakan, tingkat konsumsi masyarakat pada pertengahan tahun masih relatif aman. Stabilnya daya beli masyarakat, tercermin dari rendahnya inflasi Juni yang berada di angka 0,22 persen

Meskipun inflasi inti di bulan keenam tahun ini stagnan di angka 0,26 persen, namun otoritas statistik ini menegaskan, bahwa hal tersebut bukan menjadi gambaran rendahnya permintaan.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby