Wakil kepala kepolisian nasional, Jenderal Srivara Rangsibrahmanakul, bom yang meledak sebelumnya disembunyikan di sebuah wadah di dekat pintu masuk gudang penyimpanan obat-obatan.
Senin adalah hari peringatan kudeta militer yang terjadi pada 22 Mei 20014 yang menggulingkan pemerintahan terpilih dan mengakhiri kerusuhan sosial yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, termasuk sejumlah demonstrasi berdarah di jalanan.
Sejak kudeta itu, pemerintahan junta, yang dikenal dengan nama Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban, telah menangkap para tokoh oposisi dan menghukum mereka dengan tudingan penghinaan terhadap keluarga raja.
Militer memang punya peran besar dalam pemerintahan Thailand. Namun sejak terjadinya kudeta, institusi tersebut menjadi melekat dengan masyarakat dengan peran yang jauh lebih besar dibanding dalam pemerintahan sebelumnya.
Pemerintah militer sendiri telah mengakui bahwa mereka ingin memperlemah partai politik dan mempertahankan pengaruh tentara terhadap pemerintahan yang terpilih secara demokratis.
Pemilihan umum dijadwalkan akan digelar pada akhir tahun ini.
Ledakan pada Senin terjadi beberapa pekan setelah munculnya serangan bom mobil di sebuah pusat perbelanjaan di Provinsi Pattani, dekat dengan perbatasan Malaysia, yang melukai 61 orang. Otoritas setempat saat itu menuding kelompok separatis Muslim sebagai pelaku.
Lalu pada Senin pagi, sebuah bom juga meledak di Yala, sebuah provinsi lain yang juga jadi tempat operasi kelompok separatis, sehingga melukai satu orang tentara.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: