Jakarta, Aktual.com – Ledakan akibat uji coba bom nuklir yang dilakukan Korea Utara pada Rabu (6/1) lalu ternyata terpantau Badan Meteorologi, Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) di Indonesia.
Dilansir dari situs BMKG, Selasa (12/1), Deputi Bidang Geofisika BMKG, Dr. Masturyono, M.Sc mengatakan dari hasil analisis parameter gempabumi akibat ledakan nuklir menunjukkan waktu ledakan terjadi pada pukul 08.30.01 WIB, Rabu (6/1).
Aktivitas ujicoba nuklir di Korut, kata dia, tercatat pada 37 sensor seismik yang dioperasikan BMKG. Dengan pusat ledakan terletak pada koordinat 41,20° Lintang Utara dan 129.07° Bujur Timur, memiliki kekuatan M=5,1 mb, dengan kedalaman hiposenter 1 kilometer.
Diakuinya, Indonesia merupakan anggota perjanjian non proliferasi nuklir. Dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir bawah tanah. “Sehingga memang wajib ikut memantau ujicoba nuklir,” ujar dia.
Sebagai salah satu implementasi sebagai negara anggota perjanjian non proliferasi nuklir, kata Masturyono, di Indonesia mulai tahun 2002 dipasang enam stasiun seismik CTBTO (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization).
“Di Kappang Sulawesi Selatan, Parapat, Lembang, Kupang, Sorong dan Jayapura,” kata dia.
Pemantauan, tutur dia, dilakukan lewat sistem monitoring seismik yang dioperasikan BMKG. Sistem peralatan ini dikelola oleh BMKG untuk mendukung monitoring ujicoba nuklir dari wilayah Indonesia.
Selain BMKG di Indonesia, kata dia, gempa bumi yang tidak lazim di dekat lokasi fasilitas uji coba nuklir Korut juga terpantau pemantau gempa bumi lainnya di dunia.
Artikel ini ditulis oleh: