Four-time World Cup winner Mario Zagallo is coming out of retirement to coach Brazil for the World Cup holder's friendly against South Korea in Seoul 20 November. The 71-year-old, who stood down as coach of Brazil club side Flamengo last year, said: "I accepted this appointment with a lot of pride." Zagallo is stepping back into the hotseat following the decision by Luiz Felipe Scolari to quit after this summer's World Cup triumph. Zagallo himself won the World Cup as a player in 1958 and 1962, as a coach in 1970 and as technical director to Carlos Parreira in 1994. He also coached Brazil to the 1998 final where they lost to France. AFP PHOTO /Antonio SCORZA Mario Jorge "Lobo" Zagallo, tetra campeón del mundo de fútbol como jugador y director técnico, sostiene la Copa Jules Rimet (D) y la Copa FIFA el 04 de noviembre de 2002, durante la inauguración de la nueva sede de la Confederación Brasileña de Fútbol en Río de Janeiro, Brasil. Zagallo fue designado como el técnico que dirigirá al seleccionado brasileño contra el de la República de Corea, el próximo 20 de noviembre, en un partido amistoso en Seúl. AFP PHOTO /Antonio SCORZA (Photo by ANTONIO SCORZA / AFP) (Photo by ANTONIO SCORZA/AFP via Getty Images)

Jakarta, Aktual.com – Legenda sepak bola Brazil, Mario Zagallo, meninggal dunia pada usia 92 tahun di Rio de Janeiro pada Jumat (6/1) waktu setempat. Zagallo memainkan peran penting dalam kebangkitan Brasil sebagai kekuatan sepak bola dunia, menjadi orang pertama yang memenangkan Piala Dunia FIFA sebagai pemain dan pelatih.

Sebelum kematiannya, Zagallo adalah satu-satunya anggota tim Brazil yang masih hidup yang mengangkat trofi Piala Dunia 1958. Ia mencetak gol dan memberi umpan gol pada turnamen tersebut. Empat tahun kemudian, sebagai pemain, ia membantu Brasil mempertahankan gelar dengan mengatasi cedera Pele di Piala Dunia 1962.

Setelah pensiun sebagai pemain, Zagallo sukses sebagai pelatih, memimpin Brasil meraih Piala Dunia 1970 di Meksiko. Meskipun hanya berusia 38 tahun saat itu, ia berhasil membawa skuad yang sangat berbakat, termasuk Pele dan Jairzinho, meraih enam kemenangan dari enam pertandingan.

Sebagai tipe kontra-intuitif yang percaya pada nomor 13, Zagallo mencapai sukses lebih lanjut bersama klub di Brasil dan di luar negeri. Peninggalan Zagallo dalam sepak bola Brasil dan dunia akan terus dikenang.

Pernyataan terakhir dari Zagallo pada turnamen Piala Dunia 1970 menjadi kenangan terindahnya sebagai seorang manajer: “Saya ingin ingatkan bahwa gagasan saya tentang sepak bola selalu tentang meraih kemenangan, selalu melibatkan tekad dan kerja keras.”

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil