Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP, Reni Marlinawati menyatakan harus ada jalan tengah dalam menyelesaikan polemik antara Kemenpora dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Saya mendorong harus ada jalan tengah dalam menyelesaikan masalah ini,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Rabu (22/4), terkait polemik PSSI atas sanksi administrasi oleh Menpora.
Menurut dia, sikap merasa paling benar sendiri ditampilkan oleh kedua belah pihak dalam persoalan sepak bola nasional antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PSSI.
Dia mengatakan, kesan saling benar sendiri tampak lebih menonjol daripada mementingkan kepentingan sepak bola nasional. “Langkah Menpora dengan menerbitkan keputusan sanksi administrasi terhadap PSSI merupakan langkah ekstrem,” katanya.
Ibarat ingin menangkap tikus di lumbung padi, Menpora justru membakar lumbungnya. “Begitu juga sikap PSSI yang tidak mengindahkan peringatan Menpora juga merupakan sikap yang tidak tepat,” katanya.
Dia mengatakan, sikap jumawa dan abai terhadap organ negara, tentu tidak tepat dilakukan oleh PSSI.
“Keputusan Menpora ini tentu akan memberi dampak secara langsung terhadap persepakbolaan di Indonesia,” katanya.
Ancaman sanksi oleh FIFA menjadi konsekuensi terburuk yang akan diterima oleh Indonesia. Seperti Timnas Kelompok Usia Muda sampai jenjang senior tidak bisa berlaga di kalender FIFA.
Selain itu, klub-klub dari Indonesia juga terancam tidak bisa bermain di liga naungan FIFA, dana bantuan untuk bimbingan yang nilainya miliaran rupiah juga potensial dicabut FIFA. Tidak hanya itu, pemain Indonesia yang meniti karier di luar negeri terpaksa “dipulangkan”.
Dari sisi bisnis, sponsor potensial juga membatalkan kontrak karena meskipun liga berlangsung hanya akan menjadi liga antarkampung. “Klub rugi, pemain rugi semua aspek dalam sepak bola juga akan mengalami kerugian,” katanya.
Atas kondisi ini, kata dia, pemerintah dan PSSI diharapkan duduk bersama untuk mencari solusi atas persoalan tersebut. Diharapkan kedua pihak dapat berembug dengan prinsip kesetaraan dan diharapkan dapat mengambil kesepakatan yang intinya untuk kemajuan sepak bola nasional.
Artikel ini ditulis oleh: