Direktur Utama PT Bima Sakti Pertiwi (BSP) Christoper Sumasto Tjia (tengah) didampingi Direktur BSP Tjia Daniel Wirawan (kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bursa Efek Indonesia (BEI) Risa Effennita Rustam (kedua kanan) dan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manulang (kedua kiri) serta Direktur BSP Leonardus Sutarman (kiri) memantau pergerakan harga saham melalui monitor saham usai pencatatan perdana saham BSP di Main Hall, BEI, Jakarta, Jumat (5/7). Emiten dengan kode saham PAM merupakan perusahaan properti asal Riau. Selama penawaran umum perdana, BSP menawarkan sebanyak 20% saham ke publik. Harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. BSP akan menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, untuk belanja modal dan modal kerja operasional. Pada saat dan ditempat yang bersamaan PT Sarana Multigriya Finansial juga mencatatkan olbligasi PUB V Tahap I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap tahun 2019 sebesar Rp 2,1 triliun. AKTUAL/STR-Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah menyerap dana Rp10 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp22,63 triliun.

Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa (10/11), menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif Rp10 triliun.

Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS11052021 sebesar Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,02688 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 11 Mei 2021 ini mencapai Rp2,1 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3 persen dan tertinggi 4,25 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri PBS027 sebesar Rp1,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,45827 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,4 persen dan tertinggi 4,68 persen.

Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,12974 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp5,4 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,09 persen dan tertinggi 5,5 persen.

Untuk seri PBS025, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,81602 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 ini mencapai Rp5,06 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,71 persen dan tertinggi 7,25 persen.

Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,3176 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp8 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,28 persen dan tertinggi 7,5 persen.

Sebelumnya, pada Selasa (27/10), pemerintah menyerap dana Rp12,35 triliun dari lelang lima seri sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp20,9 triliun. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin