Denpasar, Aktual.com — Lembaga konservasi dan wisata edukasi Bali Safari and Marine Park menggelar “Tumpek Kandang” atau ritual Hindu untuk menyucikan satwa dan hewan peliharaan.
“Ini wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam menjaga hubungan harmonis dengan alam dan lingkungan,” kata Manajer HRD lembaga konservasi setempat, Debi Angandari, kepada jurnalis media, di Kabupaten Gianyar, Sabtu (30/04).
Tumpek Kandang dilaksanakan dengan mempersembahkan rangkaian janur yang dirangkai dengan kombinasi bunga, kue dan buah-buahan khusus (atau disebut banten) ditujukan untuk hewan.
Ritual yang digelar enam bulan sekali tersebut menghadirkan beberapa hewan sebagai simbolisasi satwa koleksi di antaranya kuda, gajah, ular, binturong, burung dan orangutan.
Pemangku agama kemudian menghaturkan doa sembari memercikkan tirta suci untuk selanjutnya diikuti persembahyangan bersama memohon berkah dan keberlangsungan mahluk hidup kepada Sang Pencipta.
“Kami rutin menggelar ritual ini karena sudah kewajiban. Ini juga merupakan upaya menjaga harminisasi ‘Tri Hita Karana’,” ucapnya.
Tri Hita Karana merupakan ajaran umat Hindu untuk menjaga hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam dan lingkungan.
Adanya ritual suci tersebut mengundang perhatian wisatawan khususnya mancanegara yang saat itu tengah berkunjung ke wahana konservasi dan wisata edukasi tersebut.
“Ini pertama kalinya saya melihat ritual kepada satwa. Sangat menarik dan merupakan cara yang bagus untuk memberkati dan menjaga hewan,” ucap wisatawan dari Mesir, Amer Kurain.
Hal senada juga diungkapkan wisatawan dari Australia, Courtney Fearn yang baru pertama kali menyaksikan upacara tersebut.
“Ini tidak biasa bagi saya karena saya belum pernah melihat beberapa hewan dikumpulkan dan diupacarai,” ujar Courtney.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara