Jakarta, Aktual.co — Penyanderaan terhadap Rani (9) siswi SDN Tlogopatut II yang dilakukan oleh Fuad Ahmad (32), Rabu (17/12) kemarin, karena tidak ditutupnya pintu gerbang SD.
Sehingga hal tersebut membuat pelaku leluasa bisa masuk dan mengambil korban dan kemudian membawanya ke Kodim 0817 Gresik yang berada di seberang SD.
“Saya memang tidak tahu kejadiannya secara langsung. Tetapi pintu gerbang memang tidak dikunci. Tertutup tetapi tidak terkunci,” kata Kepala Sekolah SDN Tlogopatut II Kustiningsih, Kamis (18/12).
Apalagi, pintu gerbang SDN Tlogopatut mempunyai dua pintu. Pertama adalah pintu lebar yang membukanya harus disorong. Kemudian yang kedua adalah pintu kecil yang mempunyai engsel. Pelaku masuk melalui pintu engsel tersebut.
Kustiningsih menyebut, tak terkunci pintu tersebut dimaksudkan untuk memudahkan keluar masuk orang yang berkepentingan seperti wali murid, sales ataupun tamu sekolah.
Namun demikian, sebenarnya saat itu ada penjaga pintu yakni Gunawan. Tetapi saat itu Gunawan sedang ngopi di warung sebelah sekolah sehingga tidak ada yang mengawasi pintu gerbang.
Dengan kejadian ini, Kustiningsih mengaku akan meningkatkan pengawasannya terhadap anak didiknya. Kustiningsih juga akan mengimbau para siswa agar berhati-hati dan mewaspadai orang asing.
“Mungkin nanti akan dibangun pos penjagaan di dekat pintu gerbang.”
Pembebasan Rani Cukup Sengit
Proses pembebasan Rini dari tangan Fuad pun cukup sengit. Selama 3 jam, Kapten (Arh) Suwanto melakukan negosiasi dengan tersangka yang akhirnya didor oleh pihak kepolisian. Awal mulanya Kapten Suwanto menggiring pelaku ke Kodim 0817 Gresik, bernegosiasi, hingga ikut membekuk pelaku di mobil.
Kapten Suwanto dipaksa jadi sopir oleh pelaku untuk mengantarkannya ke Pelabuhan Tanjung Perak dengan mobil patroli Kodim 0817 Gresik sesuai keinginan pelaku. Palaku yang tetap mendekap Rani itu meminta agar Kapten Suwanto masuk terlebih dulu masuk ke mobil.
“Saya disuruh masuk mobil terlebih dahulu, baru kemudian pelaku,” kata Suwanto di Kodim 0817 Gresik, Jl RA Kartini.
Namun demikian, pihak kodim dan kepolisian tak meninggalkan ketiganya itu. Mobil yang dibawa oleh Suwanto dikuntit mobil berisi personel Kodim dan polisi. Mobil yang terus dikintili itu akhirnya terhenti di Jalan Veteran sebelum traffic light Nippon Paint.
Dengan insting yang sangat kuat, Suwanto yang tahu bahwa berhentinya mobil itu memang disengaja, langsung melakukan tindakan dan kemudian menarik tangan pelaku yang memegang pisau itu sambil mendekap Rani. “Saya tarik tangan pelaku yang memegang pisau dan menahannya.”
Namun, Suwanto tak tahu apakah pisau itu lepas atau tidak dari tangan pelaku. Tapi jari Suwanto sempat tergores pisau tersebut. Saat berusaha keras menahan tangan pelaku, seorang anggota yang sengaja membuntuti dari belakang masuk dan membuka pintu dari jok sopir dan berusaha melepaskan korban dari tangan pelaku, namun tak berhasil.
Selang beberapa detik, Serka Andi Junaidi datang dan masuk dan menindih tubuh Suwanto serta melayangkan pukulan gagang sangkurnya ke kepala korban dan berhasil merebut korban dari tangan pelaku.
Polisi yang datang dari arah jok kanan berusaha membuka jendela dan pintu yang ditutup pelaku. Pihak kepolisian pun kemudian melepaskan timah panas yang bersarang dipistolnya untuk memberikan peringatan ke arah udara. Namun pelaku tak menghiraukan, bahkan terus meronta dan mencoba melawan. Peluru kedua pun akhirnya diarahkan ke tubuh pelaku yang masih berada di dalam mobil.
Tubuh pelaku langsung jatuh begitu pintu berhasil dibuka. Sebuah tembakan kembali diberikan saat pelaku jatuh. “Masih ada bekas darah pelaku di baju saya.”
Usai pelaku terkapar, Suwanto lega. Jenazah dibawa ke RSUD Ibnu Sina. Sedangkan korban yang pingsan, dibawa ke RS Semen Gresik dan saat ini sudah berada di rumah.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu

















