“Jadi pengembangan ini dari saat ini dengan kapasitas sebanyak 700 menjadi 2,1 juta kendaraan dalam satu tahun,” ungkap dia.
Hal itu pun memang menjadi target dari dana belanja modal perseroan yang dibutuhkan sebanyak Rp500 miliar di tahun ini. Atau sama dengan 50 persen dana hasil IPO itu.
“Dan sebagian lagi untuk bayar sewa lahan ke perusahaan induk. Selama ini kami bayar tahunan, tapi sejak kita konsultasi ternyata lebih menguntungkan dengan sewa 15 tahun dan dibayar di muka,” kata dia.
Dan sisanya atau sebanyak 25 persen, kata dia, akan digunakan sebagai modal kerja.
Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan perseroan akan memberikan jalan untuk menambah pendanaan daru skema private placement. Namun, opsi tersebut akan ditempuh setelah perseroan mengeksekusi pencatatan saham perdana.
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.