Surabaya, Aktual.com – Sekitar 2.500 pecinta topeng yang terdiri dari seniman, mahasiswa dan pengunjung, bersama-sama memakai topeng asli nusantara di acara Car Free Day di Jalan Tunjungan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/12). Mereka juga menari-nari di sepanjang jalan memberikan hiburan pada pengunjung.

Selain sebagai pelestarian kesenian daerah, acara tersebut juga sebagai bentuk diplomasi pertahanan budaya lokal menjelang dilaksanakan era MEA.

Tak ayal, hadirnya topeng-topeng tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung Car Free Day itu.

“Jadi ini bentuk kreasi kami dalam mempertahankan budaya asli nusantara. Semua tahu, anak-anak usia dini lebih gemar dengan topeng super hero dari negara lain. Dan kebetulan kita lakukan pada saat hari Nusantara ini,” ujar Ketua Dewan Kesenian Jatim, Taufik Monyong.

Taufik Monyong mengatakan, inti dari kegiatan tersebut merupakan perlawanan terhadap kebudayaan asing yang paling kental di Indonesia, yakni topeng Halloween.

Jika topeng asing dibiarkan, lanjut Taufik, maka topeng asil pribumi akan musnah dan direbut negara lain.

Taufik mencontohkan, di negara Thailand ada event kesenian tahunan untuk memperingati topeng Panji. Padahal, topeng Panji berasal dari Kediri Jawa Timur.

“Kita tidak ingin itu terulang, kesenian topeng kita dicuri atau diakui oleh negara lain. Nah kegiatan ini juga sebagai bentuk kritikan kepada Pemerintah untuk ikut andil dalam memperkenalkan budaya kesenian lokal,” tandas Taufik.

Sementara dalam kegiatan tersebut, ada sekitar 11 jenis topeng yang dikenakan, diantaranya topeng Gettah dari Madura, topeng Patenteng dari Madura, Panji Asmorobangun dari Malang dan Kediri, Kolossuwandono dari Ponorogo dan topeng Barong dari Pasuruan, topeng Gandrung dari Banyuwangi serta topeng Reog Kendang dari Tulungagung.

Artikel ini ditulis oleh: