Ratusan buruh awak mobil tangki Pertamina Patra Niaga yang tergabung dalam Serikat Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) melakukan aksi didepan kantor pusat Pertamina Patra Niaga, Jalan. HR.Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2017). Dalam aksinya para buruh awak mobil tangki Pertamina Patra Niaga menolak segala bentuk dipecat secara sepihak dan membatalkan PHK ilegal yang dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Lesunya pertumbuhan ritel disebut-sebut akan berdampak tingkat pengangguran terbuka di tanah air. Jumlah pengangguran terbuka diyakini akan meningkat jika pertumbuhan penjualan ritel masih belum juga menunjukkan grafik meningkat dalam sisa waktu tahun ini.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal melihat, sangat terbuka kemungkinan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan ritel lantaran kondisi tersebut.

“Karena ritel melambat penjualannya, jadi harus mengurangi karyawan. Jadi karyawannya berpindah ke informal,” ucap Faisal kepada Aktual, Kamis (28/9).

Pertumbuhan industri ritel sendiri tidak sampai 4% pada dua kuartal awal 2017, yakni 3,9 % pada kuartal I 2017 dan 3,7 % pada kuartal selanjutnya.

Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2016, di mana ritel masih tumbuh sebesar 11,3% pada kuartal I 2016 dan 9,2% pada kuartal II 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid