Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan di Pantai Kuta, Kamis (12/11). Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat pariwisata di Pulau Dewata mengalami kerugian mencapai Rp45 miliar karena dampak erupsi Gunung Barujari di NTB sehingga berimbas pada pembatalan kunjungan sekitar 25 ribu wisatawan mancanegara ke Bali selama Bandara Ngurah Rai ditutup. FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana/pd/15.

Denpasar, Aktual.com – Kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya Kota Denpasar, dipastikan terganggu dengan bencana letusan Gunung Agung, terlebih sejak Senin (27/11) pagi, Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup untuk sementara waktu.

“Gunung Agung sudah tentu berdampak terhadap sektor pariwisata di Bali,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, M.A Dezire Mulyani di Denpasar, Senin (27/11).

Ia mengatakan pihaknya terus melakukan pendataan terkait kunjungan wisatawan ke Denpasar setelah Gunung Agung meletus, penanggulangan ini juga telah dibahas di Kantor Bali Tourism Board (BTB).

Pembahasan dampak letusan Gunung Agung menurut Dezire, juga akan dilakukan bersama Kementerian Pariwisata. Untuk langkah-langkah penanggulangan terkait kunjungan dan kepariwisataan akibat bencana Gunung Agung sebelumnya telah dilakukan Pemkot Denpasar, yang saat itu terus melakukan evaluasi langkah ke depan.

Dezire mengatakan beberapa wisatawan dengan rombongan besar banyak yang sudah menunda kunjungan ke Bali, termasuk ke Kota Denpasar. Di samping itu wisatawan yang akan meninggalkan Denpasar melalui Bandara Ngurah Rai juga tertunda karena bandara ditutup.

“Tentu langkah ini juga kami lakukan evaluasi dan terus memantau perkembangan terkait erupsi Gunung Agung. Sesuai data Dinas Pariwisata Denpasar terkait perkembangan wisatawan yang menginap di Kota Denpasar pada tahun 2016 domestik dan mancanegara total berjumlah 625.431 orang. Sementara pada tahun 2017 hingga bulan Oktober jumlah wisatawan menginap sebanyak 246.106 turis. Ini mengalami penurunan hampir sebesar 60 persen,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Denpasar Made Mertajaya mengatakan Pemkot Denpasar telah siaga menghadapi bencana erupsi Gunung Agung. Langkah yang telah dilakukan sama dengan penanganan pengungsi sebelumnya dengan tetap melakukan evaluasi di setiap posko.

Para pengungsi telah berdatangan ke Kota Denpasar dan Posko Danau Tempe mengalami penambahan pengungsi yang sebelumnya 166 orang menjadi 188 orang. Posko Gurita juga telah menerima kdatangan 11 kepala keluarga (KK) pengungsi.

Di Posko Induk di Lapangan Kompyang Sujana tetap mengantispasi kedatangan warga masyarakat Karangasem yang mengungsi. Di lokasi Pos Induk Kompyang Sujana dapat menampung 400 orang pengungsi dengan kelengkapan posko seperti tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), hingga masker telah disiapkan oleh BPBD Denpasar.

Mertajaya lebih lanjut mengatakan terkait logistik yang dipersiapkan pemkot, dan juga dari para donatur masih mencukupi dengan langkah koordinasi dan komunikasi terus dilakukan bersama OPD terkait, antara lain dengan Dinas Kesehatan dan BPBD Denpasar.

Menurut Mertajaya, sesuai arahan Wali Kota Rai Mantra untuk terus melakukan pendataan kepada para pengungsi baik yang di posko induk hingga posko mandiri di seluruh Denpasar.

“Pada intinya Pemkot Denpasar siap siaga dalam penanganan pengungsian akibat meletusnya atau erupsi Gunung Agung,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: