Bahkan dia menolak istilah Rizal Ramli tentang ”gali lubang tutup jurang”. Dia mengklaim, pemerintah justru terus melakukan penurunan defisit APBN dan primary balance. Sejak 2012, pemerintah sudah mengalami defisit keseimbangan primer.
Primary balance tertinggi terjadi pada 2015 (Rp -142,5 triliun) dan 2016 (Rp -125,6 triliun), klaim dia lagi, justru pada saat Rizal Ramli menjadi bagian dari Pemerintahan Jokowi.
Dengan pengendalian tren negatif yang dilakukan Menkeu Sri Mulyani secara hati-hati sejak pertengahan 2016, lanjut Nufransa, dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan defisit akan makin mengecil dan primary balance makin seimbang, bahkan mencapai surplus.
”Mengapa arah yang baik dan prudent tersebut justru dikritik dan dituduh ugal-ugalan?” ujarnya.
Selain itu, ”Bukankah yield surat utang pemerintah pada 2016-2017 justru menurun sewaktu US Fed Rate meningkat tiga kali? Mengapa fakta itu tak pernah disebutkan?”