Tetap jauh di atas batas atas yang diizinkan (15-20%). Sebagai perbandingan, negara-negara tetangga Indonesia di Asean memiliki nilai DSER/DSR rata-rata di bawah 10%. Masih sangat aman,” kata Gede.
Gede Sandra juga menyoroti pernyataan RR yang sangat kritis terhadap tingkat bunga (yield) surat utang Indonesia. Sebab, menurutnya, Indonesia seharusnya dapat menghindari kerugian akibat pemasangan yield ketinggian selama ini. Contoh, dibandingkan Vietnam yang rating-nya di bawah Indonesia (Vietnam bahkan belum masuk investment grade) ternyata tingkat yield surat utang Indonesia masih ketinggian 1 persen. Tentu, ini merugikan Indonesia.
”Terkait masalah ini, RR sudah memberi solusi agar Menteri Keuangan menukar utang-utang Indonesia yang bunganya ketinggian dengan utang yang bunganya lebih rendah,” kata Gede, seraya mengingatkan Nufransa bahwa tupoksi RR selama di Kabinet Kerja bukan sebagai menteri di tim ekonomi.
”Kewenangan RR tidak berhubungan langsung dengan kebijakan makro ekonomi, fiskal, dan moneter,” tegasnya.