Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono mencermati beberapa kebijakan Direktur utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto yang dinilai menyimpang dan bahkan ‘menelanjangi’ wibawa Presiden Jokowi.

Dia mensinyalir tindakan Dwi Soetjipto tersebut tidak terlepas dari intervensi Wakil Presiden, Jusuf Kalla dalam ranah konflik kepentingan (conflict of interest) atas berbagai bisnis yang dimainkannya.

Dia mencontohkan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh Dwi Soetjipto yakni membatalkan kerjasama membangun refinary dengan perusahaan Aramco asal negara Arab Saudi, padahal Presiden Jokowi sudah menandatangani MoU dengan Raja Arab.

“Jelas kok Dirut Pertamina itu lebih patuh pada Wapres JK melalui Menteri BUMN, dibandingkan terhadap Jokowi. Aneh, Jokowi sudah MoU tapi malah dibatalkan dan lebih memilih berpartner dengan perusahaan minyak asal Rusia,” Kata Arief, Kamis (12/5).

Kemudian dia juga mengungkapkan adanya kongkalikong dalam proyek pembangunan terminal penyimpanan LNG di Bojanegara, Banten, Jawa Barat.

Dalam perjanjian proyek kerjasama dengan PT Bumi Sarana Migas yang merupakan besutan anak Wapres JK, yaitu Solihin Kalla, memposisikan bakal banyak kerugian yang akan dialami Pertamina.

“Proyek LNG Bojanegara itu bukan lagi enggak logis tapi itu bisnis mirip bajak laut di Pertamina, yang merabas semua aturan yang sudah ada , Feasibility study-nya juga Feasibility gaya bajak laut yang sedang merampok kapal tengker ditengah laut. Aneh, masa Feasibility study yang banyak merugikan Pertamina kok Pertamina terima saja,” cecar Arief.

Presiden Jokowi, tambahnya, kemungkinan tidak berani dan tidak punya kekuasaan untuk menghentikan bisnis bisnis ala ‘bajak Laut’ di BUMN yang melibatkan keluarga Wapres JK.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta