Jakarta, Aktual.com – Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengakui pemerintahannya telah merapkan sistem filling pada satu desa sebagai percontohan. Dengan sistem yang diciptakan tersebut maka berbagai bentuk kerja-kerja adminstrasi dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
“Kami mempunyai program smart kampung,” kata Anas di kantornya, Sabtu (25/11).
Lebih lanjut, Anas mengungkapkan, bahwa program-program tersebut bisa berjalan karena reformasi dan birokrasi di Banyuwangi juga berjalan. Jika tidak, kata dia, Banyuwangi bisa terdehidrasi. Sebab sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur, pemerintah kota Bahari tersebut harus mengatur sistem pelayanan terpadu ditengah pertumbuhan ekonomi yang pesat.
“Bayangkan, 1 tahun ada 53 event pariwisata. Maka proses reformasi dan birokrasi ini harus jalan. Salah satu kendaraannya adalah IT. Kabupaten kami 175 Km, garis pantainya, 5800 km2. Nah, daerah yang luas ini perlu adanya percepatan pelayanan. Maka kita punya program namanya smart kampung,” ungkap mantan anggota DPR ini.
Menurutnya, selama ini yang ada hanya lah smart city atau green city, seperti Jakarta sebagai kota centris. Padahal, problem di desa khususnya di kabupaten justru lebih rumit.
“Kemacetan lalu lintas dipotret lewat smart city itu penting. Tetapi kemacetan pelayanan publik di desa itu bisa jauh lebih berat. Dari desa kami perlu tiga jam ke kota. Kalau hanya ngurus KTP dan surat pernyataan miskin mungkin perlu 4 jam. Wah ini kasian mereka. Maka dari itu smart kampung hanya 30 menit. Jadi online semua,” jelas Anas.
Di desa yang disebut Smart Kampung itu, lanjutnya, sudah tersedia fiber optic dan Wi-fi. Tentu, kebijakan tersebut harus dijalankan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
“Pelayanan saja tidak cukup, masyarakat harus sejahtera. Maka treatment untuk meningkatkan kesejahteraan ini sudah harus dikerjakan,” tutur dia.
Menurutnya, sistem tersebut tidak lepas dari peran Informasi Teknologi (IT) yang telah diterapkannya selama ini. Dengan memanfaatkan IT tersebut, Anas mengaku pihaknya semakin produktif dalam membangun ekonomi warganya.
“Kami telah mampu merubah image yang dulunya klenik sekarang menggungakan IT,” kata Anas menambahkan.
Melalui penggunaan IT itu pula, Anas mengaku telah mampu lebih mempromosikan berbagai potensi, termasuk pariwisata, seluruh Indonesai dan mancanegara. Alhasil, saat ini telah terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke Banyuwangi secara signifikan.
“Kunjungan yang menggunakan pesawat terbang kini sudah jauh lebih besar jumlahnya dibanding sebelumnya,” pungkasnya.
(Laporan: Nailin)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka