Sejumlah petani Telukjambe melakukan aksi kubur diri di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/4/2017). Aksi tersebut dilakukan untuk mendapatkan perhatian pemerintah terkait konflik agraria di Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) masih bergerak stagnan. Padahal, di tahun ini sudah masuk kuartal kedua, tapi kesejahteraan petani masih jauh dari kenyataan, layaknya peribahasa ‘jauh panggang dari api’.

“NTP nasional April 2017 bergerak stagnan. Angkanya 100,01 atau naik 0,06 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Padahal, NTP ini sebagai indikator kesejahteraan petani,” jelas Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Selasa (2/5).

Menurut dia, kenaikan NTP yang tipis itu karena Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) turun sebesar 0,08 persen lebih kecil dari penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) sebesar 0,14 persen.

NTP sendiri merupakan, kata dia, salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP ini menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka