Jakarta, Aktual.co —Libur panjang sejak Jumat (1/5) hingga Minggu (3/5), membuat Balai Taman Nasional Gunung Merapi melalui jalur Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, membludak.
Pembina Posko Barameru Samsuri mencatat ada sekitar 1.000 pendaki yang datang. Padahal di hari biasa biasanya cuma sekitar 400-450 orang per pekan. “Dan akhir pekan cuma 100 orang,” kata dia, di Boyolali, Minggu (3/5).
Para pendaki datang dari beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Jakarta, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, dan Solo. Selain itu, juga terdapat pendaki mancanegara, antara lain dari Jerman dan Prancis.
Menurut Samsuri, tidak ada persiapan khusus menghadapi lonjakan pendaki karena tim posko Barameru selalu siaga 24 jam pada hari-hari biasa. “Orang sini yang di organisasi sudah ‘stand by’ sewaktu-waktu jadi tidak ada persiapan,” ujar dia.
Oleh karena cuaca ekstrem dan tidak bisa diprediksi, pendaki dibatasi hanya boleh mendaki hingga pos Pasar Bubrah, pos terakhir sebelum puncak.
Dia mengatakan pada keberangkatan “New Selo” dan pos Pasar Bubrah, telah dipasang peringatan untuk tidak mendaki hingga puncak. “Setiap pendaki yang mendaftar di pos selau diimbau tidak naik sampai puncak, kalau ada yang naik itu di luar tanggang jawab kami karena kami sudah memperingatkan,” kata dia.
Ia meminta para pendaki mematuhi aturan demi keselamatan mereka. 
Selain Gunung Merapi, kenaikan jumlah pendaki selama akhir pekan juga terjadi di Gunung Merbabu melalui jalur Selo.
Penjaga tiket basecamp “Pak Parman” Dimas Edi Sugito mengatakan sejak Jumat (1/5) hingga Minggu (3/5) sekitar 700 pendaki mendaftarkan diri di basecamp itu.
“Kalau hari biasa yang mendaki 25 sampai 50, kemarin ini akhir pekan panjang ada sekitar 700 yang mendaftar naik di basecamp ini,” katanya.
Meski begitu, ia mengatakan masih ada pendaki yang tidak melapor saat akan naik.
Untuk itu, pihaknya mengimbau para pendaki, sebelum melakukan pendakian untuk mendaftarkan identitasnya ke petugas di basecamp.

Artikel ini ditulis oleh: