Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator (Menko) bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan bahwa target proyek listrik yang sebesar 35 ribu Megawatt tidak mungkin dapat tercapai selama lima tahun ke depan, dan akan lebih realistis jika direalisasikan selama 10 tahun. Sementara angka realistis yang patut dijadikan target dalam lima tahun ke depan adalah sebesar 16 ribu MW.
Untuk itu, dirinya juga mengaku telah telah mengantungi beberapa jurus untuk merealisasian proyek listrik tersebut. Jurus pertama adalah menghilangkan ketakutan investor ataupun pemerintah daerah soal hukum. Bahkan Rizal mengklaim jika Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah siap membantu dalam menyederhanakan peraturan yang sekiranya menimbulkan kekhawatiran.
“Sebelumnya juga Kapolri Badrodin Haiti ada kesepakatan, kita minta kalau hanya ada kesalahan administrasi agar tidak diproses hukum. Tapi kalau sudah pidana untuk memperkaya diri sendiri, itu kami akan serahkan agar diproses di kepolisian,” kata Rizal di Kantornya, Jakarta, Senin (7/9).
Ia melanjutkan, yang kedua adalah soal perizinan yang alot. Dirinya bersungguh-sungguh untuk akan memangkas proses negosiasi proyek listrik yang saat ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun.
“Jaman dulu paradigma birokrat, kalau bisa dibikin sulit kenapa dipemudah. Karena itu alat bisa peras dan cari uang. Jadi pemerintahan kali ini hal yang sulit akan dipermudah. Masa lalu itu energi negatif bangsa kita, bikin ribet bikin sulit supaya bisa dapat setoran. Kalau sekarang kita energi positif,” terang dia.
Ketiga, dirinya akan mempermudah dan mempercepat proses pembebasan tanah dan lahan. Keempat, penentuan harga (pricing) yang sesuai karena harga akan sangat menentukan ketertarikan investor dalam proyek tersebut.
“Kelima, pemberian garansi. Namun ini belum sempat kita bahas mendalam. Jadi kami akan minta listrik yang besar-besar yang kasih garansi ya negara-negara mereka,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka