Jakarta, Aktual.com – Digitalisasi masih menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 termasuk untuk pedagang pasar tradisional.
Platform bisnis Zilingo turut membantu pelaku UMKM Indonesia leat inisiatif sosialisasi di dua pasar induk di kota Medan, Pasar Pusat Pasar dan Pasar Petisah Medan pada 17-19 Maret 2021.
Patrick Vaz, Country Manager, Zilingo Indonesia menjelaskan dalam siaran resmi, “Setelah bertahun-tahun bekerja sama dengan pelaku usaha lintas skala, kami mempelajari tantangan apa saja yang kerap dihadapi dan berusaha untuk menghadirkan solusi yang tepat. Dengan pandemi yang masih berlangsung, kami sangat mengerti betapa sulitnya pelaku usaha, khususnya pedagang pasar tradisional untuk mendapatkan akses bahan pokok, bantuan pendanaan hingga pemasaran digital untuk mendorong permintaan.”
Dia mengatakan, Zilingo berkomitmen memberikan edukasi digitalisasi kepada pedagang pasar tradisional yang dilakukan secara bertahap di pasar-pasar Indonesia, dimulai dari kota Medan.
Patrick membagikan lima tips utama bagi pedagang pasar tradisional yang ingin go-digital untuk mengembangkan bisnis di tengah pandemi:
Ikuti pergerakan pasar dan ketahui tren yang sedang berlangsung
Digitalisasi dapat menjadi transformasi yang signifikan bagi sebagian pedagang, terutama yang sampai saat ini hanya bergantung pada sistem manual maupun konvensional.
Patrick menambahkan, “Penting bagi pedagang pasar tradisional untuk mengikuti pergerakan pasar selama pandemi, bagaimana pola perilaku konsumen berpindah ke dunia digital. Pedagang juga perlu mengetahui tren yang sedang berlangsung sebagai referensi dalam mengambil keputusan.”
Kelola stok barang yang tersedia dan lakukan pencatatan
Stok barang merupakan hal yang krusial dalam menjalankan bisnis, terutama ketika bisnis sudah mulai berkembang dan memiliki banyak cabang atau distributor. Sebelum memulai transformasi digital, pedagang dapat mulai melacak seluruh stok barang yang ada, mulai dari jumlah stok, stok yang akan segera habis, dan stok yang telah habis.
Patrick menyarankan pedagang untuk membuat buku stok barang dan mencatat inventaris barang. Setelah melakukan pencatatan, pedagang juga dapat mengidentifikasi produk terlaris dan paling menguntungkan dalam bisnis, sehingga dapat melakukan penawaran produk lebih tepat kepada konsumen.
Kelola pembukuan keuangan usaha
Sama halnya dengan pengelolaan stok, mengatur keuangan melalui pencatatan penting dilakukan terutama bagi yang melakukan usaha meski masih skala kecil. Pedagang perlu untuk memahami cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil yang UMKM wajib mengetahuinya untuk kelancaran usaha.
Pedagang dapat memulai dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan; membuat buku kas utama; membuat buku laba rugi. “Mengabaikan pembukuan keuangan dapat memicu tertundanya aktivitas bisnis, kecurangan dalam usaha, bahkan kebangkrutan dikarenakan pedagang tidak dapat mengambil kebijakan yang tepat terkait pemasukan dan pengeluaran,” kata Patrick.
Bergabung dengan platform e-commerce untuk mulai jejak digital usaha
Pandemi COVID-19 telah mengubah pola perilaku konsumen Indonesia yang biasanya belanja langsung di pusat perbelanjaan beralih ke platform daring. Saat ini kehadiran suatu bisnis di daring merupakan suatu keharusan untuk pelaku usaha termasuk pedagang pasar tradisional. E-commerce bisa menjadi cara yang efektif untuk menjangkau audiens yang lebih besar.
Ditambah lagi, sekarang semakin banyak orang menggunakan komputer dan smartphone untuk berbelanja daring. Patrick menjelaskan, “Seiring berjalannya waktu, kita akan terus melihat konsumen bermigrasi ke pembelian daring demi kenyamanan, harga yang bersaing serta kemampuan untuk meneliti produk secara real-time sebelum memutuskan untuk membeli.”
Bangun profil bisnis di media sosial
Berinteraksi dengan konsumen di media sosial merupakan strategi pemasaran yang penting untuk usaha berskala kecil dan menengah. Menggunakan media sosial dapat membantu pedagang membangun kesadaran merek, memperluas basis data pelanggan, dan terhubung dengan pelanggan saat ini.
Beberapa situs media sosial yang umum termasuk Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, dan Pinterest. WeAreSocial dan GlobalWebIndex juga melaporkan bahwa 34 persen pengguna Internet berusia 16-64 di Indonesia mengatakan bahwa mereka dapat terpapar merek dari iklan di media sosial, sedangkan 32 persen lainnya mengklaim bahwa rekomendasi atau komentar di media sosial juga mendorong keinginan mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang merek atau produk tertentu. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin