“Saya percaya bahwa budaya lokal Indonesia yang unik dan cantik ini mampu dikembangkan dan diinovasi lagi. Pada dasarnya Indonesia kaya akan sumber daya alamnya sehingga dengan serabut kelapa dan batik khas Indonesia ini kami mampu membawa pulang emas dan mengharumkan bangsa Indonesia,” katanya.
Ia mengatakan persiapan yang dilakukan untuk mengikuti kegiatan tersebut sekitar tiga bulan. Selain Thabib, empat mahasiswa lain yang juga mewakili UNS, yaitu Fajar Julian Santosa, Aisah, Finna Aqhninna, dan Avina Utari.
Kompetisi itu diikuti 162 penemuan dari berbagai negara di dunia dan juga dari segala tingkatan, mulai dari siswa, mahasiswa, hingga master. Ia mengatakan Miiex diselenggarakan bekerja sama dengan organisasi-organisasi temuan dunia, di antaranya “Internasional Federation of Inventors Association” (IFIA), “Hong Kong Invention Association” (HKIA), dan “World Invention Intellectual Property Assosiation” (WIIPA).
Rangkaian acara pada kompetisi tersebut pada hari pertama setiap penemuan yang dihasilkan oleh para peserta dipamerkan dan dinilai oleh juri, sedangkan pada hari kedua dan ketiga diselenggarakan ekspo terbuka untuk publik.
“Pada saat itu setiap pengunjung diberikan kebebasan untuk masuk dan bertanya mengenai inovasi mereka serta ada konferensi oleh beberapa ahli yang memaparkan inovasinya serta dilanjutkan malam puncak penganugerahaan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid