Pasukan Yonif 700 Raider turun dari helikopter menggunakan tali saat latihan penanganan ancaman teroris di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (6/9). Latihan penanganan teroris tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pasukan Yonif 700 Raider dalam menghadapi ancaman terorisme juga sebagai rangkaian kegiatan HUT ke-59 Universitas Hasanuddin. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww/15.

Manila, Aktual.com — Pembebasan 10 warga negara Indonesia yang dilakukan otoritas militer Filipina terus berlangsung. Bahkan, dalam aksi pembebasan itu teroris dari kelompok Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak dengan tentara Filipina.

Seperti yang disampaikan juru bicara militer Filipina Mayor Filemon Tan, sebanyak 18 tentara dan lima kelompok militan tewas dalam baku tembak di Provinsi Basilan 1.400 Km dari Manila.

Sedangkan 50 tentara Filipina dilaporkan mengalami luka-luka dalam aksi pembebasan sandera 10 WNI itu.

Tan menyebutkan, teroris yang tewas merupakan militan asal Maroko yakni Muhammad Khatfab dan anak dari pimpinan senior Abu Sayyaf Isnilon Hapilon, Ubaida Hapilon.

Tentara Filipina ketika baku tembak terjadi sedang menjalankan misi pengejaran terhadap kelompok Abu Sayyaf di wilayah Basulan sekitar Joso Islan.

Wilayah Basilan dipimpin oleh Isnilon Hapilon yang merupakan figur penting yang berkaitan dengan kelompok ISIS. Hapilon juga dicari oleh pemerintah Amerika Serikat atas tuduhan penculikan dan pembunuhan warga AS.

Pihak AS telah menawarkan bantuan imbalan sebesar US$ 5 juta bagi siapa saja yang dapat menangkap Hapilon. Sebelumnya, pertempuran militer Filipina dan kelompok Abu Sayyaf dilakukan beberapa hari setelah pendeta asal Italia dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf pada Jumat (8/4) lalu.

Abu Sayyaf dikenal kerap menculik warga asing dan menuntut uang tebusan. Kelompok radikal tersebut juga telah disebut sebagai dalang sejumlah serangan bom mematikan di Filipina. Untuk WNI, mereka meminta tebusan sampai Rp 15 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nebby