Semarang, Aktual.co — Sebanyak lima orang tewas diserang kelompok bersenjata yang menyerbu sebuah wisma tamu di ibukota Afganistan. Seorang polisi mengatakan korban yang tewas merupakan tamu wisma karena tembakan senjata.
Melansir laman CNN, Kamis (14/5), juru bicara Kedutaan Besar AS Monica L. Cummings menyebut salah seorang yang tewas adalah warga Amerika Serikat. Di Twitter, duta India untuk Afghanistan mengatakan warga negaranya termasuk di antara korban.
Pengepungan dimulai ketika orang-orang bersenjata menyerbu Park Palace Guest House Hotel di Kabul, Rabu, sekitar pukul 11:30 ET (waktu setempat). Penyerbuan berakhir lebih dari lima jam kemudian.
Kepala Polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi mengatakan, setelah pasukan khusus Afghanistan menewaskan tiga penyerang bersenjata di balik serangan itu.
Pasukan keamanan berhasil menyelamatkan lebih dari 50 orang tamu hotel, termasuk tamu terperangkap, kata kepala polisi. Dari puluhan diselamatkan, sedikitnya lima orang terluka, kata Rahimi.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu, dan identitas para korban belum dirilis
Seperti diberitakan sebelumnya, baku-tembak berkecamuk di wisma tamu yang sering dikunjungi orang asing di Ibukota Afghanistan, Kabul, Rabu malam (13/5), dan dikhawatirkan ada korban jiwa, kata satu sumber resmi.
“Baku-tembak terjadi pada pukul 20.30 waktu setempat di Daerah Shahr-e-Naw. Kami masih belum bisa memberikan perincian pasti mengenai korban jiwa. Dikhawatirkan ada korban jiwa,” kata sumber itu kepada Xinhua.
Pasukan keamanan tiba di lokasi tak lama setelah terjadi penembakan. Daerah itu ditutup oleh pasukan keamanan, kata saksi mata yang bernama Mohammad Naqib kepada Xinhua.
Pertemuan sedang berlangsung dan beberapa pejabat asing diperkirakan menghadirinya sebelumnya serangan terjadi, kata saksi mata tersebut. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu, tapi kelompok gerilyawan Taliban biasa mengaku berttanggung-jawab atas serangan seperti itu.
Aksi perlawanan pimpinan Taliban telah merajalela sejak pertengah April, ketika kelompok garis keras tersebut melancarkan serangan tahunan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
Artikel ini ditulis oleh:

















