Para pengungsi dari negara tetangga, Republik Demokratik Kongo telah meninggalkan kamp mereka di Kiziba dan berjalan 15 kilomter ke Karongi, di Rwanda barat, untuk memprotes pemotongan 25 persen jatah makanan yang diberikan oleh badan pengungsi PBB (UNHCR) yang diterapkan bulan lalu. Kamp tersebut menampung 17.000 warga Kongo.
“Kami menyesalkan bahwa permohonan kami yang terus berlanjut untuk menjaga ketenangan dan pengendalian situasi tidak diindahkan. Tragedi ini seharusnya dihindari, dan penggunaan kekerasan yang tidak seimbang terhadap pengungsi yang putus asa tidak dapat diterima,” demikian pernyataan Cecile Pouilly, juru bicara UNHCR.
“UNHCR meminta pihak berwenang tidak menggunakan kekerasan lebih lanjut dan menyelidiki keadaan kejadian tragis ini,” lanjutnya.
Rwanda menampung sekitar 174 ribu pengungsi, termasuk 57.000 orang dari negara tetangga Burundi yang melarikan diri dari kekerasan pada 2015. Sebagian besar sisanya melarikan diri dari Republik Demokratik Kongo selama ketidakstabilan situasi di sana dalam 20 tahun terakhir.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid