Jakarta, Aktual.co —Pencemaran sungai yang terjadi di wilayah Jakarta Barat ternyata sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga, yakni dari sabun cuci pakaian atau detergen sejenisnya.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Administrasi Jakarta Barat Supardiyo mengatakan pencemaran yang disebabkan oleh limbah rumah tangga mencapai 85 persen.
“Usaha ‘laundry’ (binatu) paling banyak menggunakan detergen dan sulit untuk kami kendalikan,” kata Supardiyo, di Jakarta, Senin (27/10).
Busa yang dikeluarkan saat pemakaian sabun cuci, kata dia, merupakan zat kimia berbahaya yang dapat membunuh hewan yang hidup di sungai.
“Di sungai ini hanya mampu hidup ikan sapu-sapu dan lele, sedangkan ikan lainnya seperti ikan mas tidak dapat hidup,” ujarnya.
Dia mengungkapkan tingkat pencemaran sungai-sungai di wilayah Jakarta rata-rata mencapai 45-50 persen.
Supardiyo mengatakan pihaknya sulit untuk mengendalikan pengunaan sabun cuci di rumah warga karena terjadi secara terus-menerus.
“Bagi masyarakat sabun cuci ini suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan,” ujarnya.
Selain sabun cuci pakaian, katanya, sabun pencuci rambut juga berpotensi mengakibatkan pencemaran sungai.
“Busa shampoo ini mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup di sungai,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan sabun cuci pakaian atau sabun pencuci rambut yang sedikit busanya untuk mengurangi tingkat pencemaran sungai.
Supardiyo mengatakan sungai-sungai di Jakarta Barat juga tercemar akibat pembuangan limbah pabrik yang masuk ke sungai.
Ia mengatakan perusahaan tekstil merupakan salah satu pabrik yang paling berpotensi mencemari sungai karena banyak menggunakan bahan kimia untuk pewarnaan pakaian.
“Limbah pewarnaan pada bahan pakaian itu potensi pencemarannya sangat tinggi,” katanya.
Ia mengatakan para pengusaha tekstil harus mengolah terlebih dahulu limbah pabrik sebelum dibuang ke saluran air yang mengarah ke sungai.
Artikel ini ditulis oleh: