Jakarta, Aktual.com — Lingkar Studi Strategis (LINGSTRA) mengutuk keras aksi terorisme di Kawasan Gedung Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata, yang beberapa diantaranya melakukan bom bunuh diri.
Laporan resmi terkait pelaku dan motif aksinya memang belum disampaikan pihak-pihak terkait. Akan tetapi hasil analisis sementara LINGSTRA yang didasarkan pada tren dan pola aksi kelompok-kelompok teroris, menunjukan bahwa pihak yang kemungkinan besar paling bertanggung jawab adalah simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Secara tidak langsung, hasil analisis tersebut diakui oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dalam wawancara singkatnya dengan salah satu media tadi siang.
Setidaknya ada beberapa tren dan pola yang merujuk pada simpatisan ISIS sebagai pihak yang bertanggung jawab, diantaranya:
- Laporan intelijen dari beberapa negara terkait Jakarta yang dijadikan salah satu target “konser” ISIS setelah Paris pada November 2015 lalu.
- Pihak ISIS yang kami maksud adalah simpatisan yang diketahui memang ada di Indonesia, serta pejuang ISIS yang kemungkinan besar kembali dari Suriah dan merencanakan aksi teror di Jakarta.
- Kemungkinan besar aksi teror di Jakarta pada siang ini (14/01/16) merupakan rangkaian serangan di Istanbul dan Ankara
Di tengah persepsi yang berkembang pasca aksi teror bahwa BIN sebagai salah satu instansi keamanan telah “kebobolan”. Dalam hal ini LINGSTRA menganggap sebaliknya. Informasi tentang kemungkinan aksi teror ini telah diketahui sejak beberapa bulan lalu. Hanya saja, tidak ada yang bisa memastikan kapan aksi tersebut dilakukan. Frasa kebobolan dapat dipahami ketika BIN sama sekali tidak mengetahui kemungkinan aksi teror ini terjadi.
Hal tersebut diperkuat dengan beberapa fakta seperti bom tidak meledak di dalam Menara Cakrawala atau Mal Sarinah, melainkan di luar kedua bangunan tersebut. Kemudian pemberitaan bahwa beberapa pelaku teror mampu digiring pihak keamanan keluar dari pusat keramaian. Serta respon cepat dari pihak Kepolisian dan Tentara.
Pada akhirnya LINGSTRA turut berbela sungkawa terhadap korban-korban, baik yang berasal dari masyarakat sipil, warga negara asing dan pihak kepolisian. Perlu diingat bahwa terorisme merupakan musuh bersama, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, namun seluruh bangsa di dunia. Perlu upaya bersama dari seluruh komponen bangsa Indonesia dan kerjasama dengan seluruh negara di dunia untuk menanggulanginya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan