Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) Firman Noor menilai masih ada gap atau celah dalam mewujudkan agenda reformasi lantaran adanya praktik yang bertolak belakang dengan cita-cita reformasi.

“Masih ada gap antara cita-cita atau agenda dari upaya reformatif, yang bertujuan menegakkan martabat kehidupan bangsa, dengan beragam praktik yang bertolak belakang dengan cita-cita itu,” ujarnya, Selasa (15/5).

Firman mengatakan dalam era 20 tahun reformasi, proses dan upaya pembenahan menuju bangsa bermartabat telah memberi beragam dampak kompleks bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berbagai kemajuan sudah demikian terasa, seperti kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, supremasi sipil atas militer serta desentralisasi yang telah memberikan kesempatan luas bagi daerah dalam membangun politik di aras lokal.

Namun demikian, kata dia, tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan demokrasi saat ini justru dibajak segelintir orang yang mengukuhkan sendi-sendi oligarki, sebagaimana terjadi di masa lampau.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid