Jakarta, Aktual.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menginginkan berbagai pihak terkait dapat menjaga momentum pembangunan ekonomi di tengah-tengah Pemilu 2019 serta dinamika perekonomian global yang tidak menentu.
“Keterkaitan global dalam perekonomian, perubahan lanskap perdagangan global dan pergerakan modal serta keuangan dapat memberikan goncangan terhadap perekonomian domestik,” kata Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (20/12).
Apalagi, menurut dia, kenaikan suku bunga Amerika Serikat dinilai cukup memberikan tekanan kepada perekonomian Indonesia, antara lain kepada depresiasi nilai tukar rupiah dan defisit neraca perdagangan RI.
Ia juga berpendapat pesta demokrasi pada tahun 2019 juga akan meningkatkan tensi politik, serta diprediksi dapat memberikan implikasi kebijakan seperti tendensi kuatnya kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.
Mencermati pentingnya tahun 2019 dalam tataran kenegaraan, ujar dia, maka prediksi perekonomian nasional 2019 diharapkan bisa memproyeksikan perekonomian nasional akan tumbuh cukup optimistis dibanding 2018 dengan asumsi ketidakpastian global membaik dan tensi politik terkendali.
Sebagamana diwartakan, Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama otoritas moneter di Tanah Air telah sangat responsif terhadap perubahan kondisi perekonomian global.
“Saya ingin sampaikan bagaimana persepsi perbankan umumnya melihat ekonomi Indonesia, di mana pemerintah bersama otoritas moneter sangat responsif terhadap tantangan perubahan global,” kata Andry Asmoro dalam diskusi di Jakarta, Kamis (6/12).
Menurut dia, kalangan ekonomi umumnya melihat respons yang diberikan oleh pemerintah yang terkait dengan kebijakan fiskal juga dinilai sebagai hal yang positif.
Hal tersebut, lanjutnya, terindikasi saat dirinya melakukan semacam “roadshow” ke luar negeri, ternyata masih banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyatakan potensi ketidakpastian perekonomian global yang tidak menggembirakan dalam beberapa waktu mendatang masih tinggi. “Kondisi ekonomi dunia saat ini masih berpotensi dan masih sangat berpotensi untuk dilanda ketidakpastian,” kata Presiden Jokowi di depan peserta Rapimnas 2018 Kadin Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11). Sementara itu saat menghadiri acara Kompas 100 CEO Forum di Jakarta, Selasa (27/11), Presiden mengutarakan harapannya agar para pimpinan perusahaan atau CEO tetap optimistis dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global di tengah perang dagang Amerika Serikat dengan China.
“Jangan lupa dan tidak takut, tetap optimis bahwa dalam kesempitan selalu ada kesempatan. Bahwa dalam tiap kesulitan selalu ada peluang. Biasanya CEO seperti ini,” kata Presiden.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: