Jakarta, Aktual.com – Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menyebut Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai pesta demokrasi lokal terburuk yang pernah ada. Pasalnya, pelaksanaan Pilkada ini banyak diwarnai oleh praktik yang bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
“Pilkada DKI saya catat adalah pilkada terburuk karena tidak mampu mengedepankan rasionalitas. Kita digiring kepada isu sensitif seperti SARA,” kata Siti dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (10/4).
Menurutnya sudah sepantasnya para kandidat yang maju dalam Pilgub DKI tidak perlu menjadi orang lain, karena harus fokus pada visi dan misi. Untuk itu, yang perlu diklarifikasi adalah apa visi dan misinya.
“Pilkada DKI berbeda dengan Pilkada 2012 lalu. Pilkada 2012 seru, tapi tidak seperti sekarang. Saat ini belum pencoblosan sudah rame. Seharusnya isu SARA tidak perlu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam Pilkada DKI ini diikuti oleh dua pasangan calon yakni paslon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan paslon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Keduanya lolos ke putaran kedua yang akan diselenggarakan pada 19 April mendatang.
Laporan Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh: