Karimun, Aktual.com – Kantor PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, rusak berat diamuk ratusan massa yang marah karena pemadaman listrik bergilir.

Insiden perusakan tersebut berawal dengan kedatangan sekitar 300-an warga ke Kantor PLN Tanjung Balai Karimun di Jalan Pertambangan pada Kamis (7/1) malam. Massa yang diduga dari Kecamatan Tebing dan Meral Barat tersebut langsung merusak kantor BUMN tersebut.

Pintu-pintu kaca di kantor tersebut pecah dan berserakan di lantai dilempari dengan batu dan benda-benda keras. Plang nama PT PLN Tanjung Balai Karimun dirusak dan dipecah warga dengan batu.

Amuk massa mereda setelah sejumlah polisi dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Polisi membuat pagar betis untuk mencegah massa kembali merusak aset kantor tersebut.

“Kami bosan dengan cara kerja PLN. Pemadaman makin parah, tidak adil. Ada kawasan yang padam dua malam berturut-turut, adapula yang padam siang hari padam lagi malamnya,” ucap seorang warga di tengah kerumunan massa.

Beberapa warga mengatakan, PLN tidak menepati janji dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, bahwa pemadaman bergilir akan disampaikan terlebih dahulu kepada masyarakat.

“Masa’ iya, listrik padam-padam terus. Ini sudah hampir sebulan terjadi pemadaman bergilir yang tidak adil, pilih-pilih. Alasannya pasti mesin rusak, gangguan dan perawatan. Apa tidak ada alasan lain?” ucap John Bulu, warga Tebing dengan kesal.

Usai merusak kantor PLN di Jalan Pertambangan, massa kemudian bergerak menuju gardu PLTD di Bukit Carok, Kecamatan Tebing. Di gardu tersebut, mereka kembali mengamuk dan merusak beberapa properti milik PLN.

Massa membubarkan diri, namun sebagian kembali ke kantor PLN di Jalan Pertambangan, dan ditambah sejumlah warga dari kawasan lain. Upaya mereka untuk merusak kantor tersebut gagal karena aparat keamanan sudah melakukan pengamanan dan memblokir jalan menuju kantor PLN.

Sejumlah massa berteriak-teriak meminta PLN segera menyalakan kembali listrik yang padam di rumah mereka sejak senja. “Hidupkan cepat, atau kami akan datang dengan jumlah lebih banyak lagi,” teriak seorang warga.

Artikel ini ditulis oleh: