Jakarta, Aktual.com — Berdasarkan data Dinas Kesehatan NTT pada tahun 2014, ada 27.327 anak yang gizinya bermasalah yang mana 23.963 balita begizi buruk, 3.351 anak mengalami gizi buruk, 13 anak kelainan klinis, dan enam telah meninggal dunia karena gizi buruk.

Oleh karena itu, guna mencegah semakin banyaknya kasus gizi buruk, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Timur, bergiat melakukan berbagai promosi kesehatan.

“Kita mengupayakan fokus ke promosi kesehatan, dan penyuluhan. Dan bila kita bicara kota (Kupang) karena fokusnya LKC NTT masih ada di kota,” ungkap Direktur LKC Dompet Dhuafa NTT, drg. Martina Tirta Sari di Kupang, baru-baru ini.

Dokter gigi Martina pun menjelaskan, meski Kota Kupang bukan menjadi basis atau banyaknya kasus gizi buruk di NTT, namun promosi kesehatan akan terus digalakkan. Dengan model sosialisasi dan penyuluhan yang beragam.

“Penyuluhan pun kita coba untuk berbagai cara seperti ‘cooking class’. Sebenarnya disini banyak potensinya, laut kita dekat pastinya ikan kita banyak. Tambah lagi pangan lokal seperti jagung dan singkong,” ujar ia menambahkan.

Dalam menjalankan upaya tersebut, lebih dari 20 kader kesehatan lokal LKC Dompet Dhuafa NTT telah dikerahkan, untuk membantu edukasi seperti sosialisasi serta penyuluhan.

“Kami latih mereka, seperti kader pos sehat jadi mereka minimal tahu nama-nama obat. Dan mereka semuanya ibu-ibu,” terang Martina.

Dalam menyukseskan promosi kesehatan, kader sehat sangat berperan penting. Oleh karena itu salah satu alasan mengapa kader sehat merupakan warga lokal yang mengerti kebiasaan masyarakat setempat. Dan, dengan edukasi serta mengubah pola fikir masyarakat diharapkan ini menjadi lebih efektif dan berjalan.

Selain dari faktor kemiskinan, tingginya kasus gizi buruk ternyata juga dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan ibu terhadap makanan bergizi. Contohnya, seorang ibu yang memberikan makanan asal kenyang kepada anak balita, tanpa memahami asupan gizinya.

Artikel ini ditulis oleh: