Jakarta, Aktual.co —Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) APBD-P DKI 2014 Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap ‘janggal’.
Direktur Centre For budget analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menilai ada kesengajaan untuk menurunkan (mark down) angka realisasi pendapatan. Tapi justru menaikkan (mark up) realisasi belanja di APBD-P 2014. Di mana realisasi penyerapan belanja DKI jadi Rp 59,3 triliun dari total anggaran belanja sebesar Rp 63,6 triliun.
Menurut dia, ‘modus’ seperti ini sengaja digunakan. Sehingga realisasi belanja di APBD-P DKI 2014  dianggap tinggi, dan bisa menekan jumlah sisa anggaran (Silpa). “Jadi Silpa DKI di 2014 bisa diatur di angka Rp 9,5 triliun saja,” ujar dia, dalam rilis yang diterima Aktual.co, Senin (6/4). 
Uchok juga menyoroti besarnya realisasi belanja tidak langsung di APBD-P 2014 yang 80 persennya, atau sekitar Rp 10 triliun, habis untuk belanja pegawai. Sedangkan belanja untuk hibah ke masyarakat hanya 53 persen atau sebesar Rp 1,4 triliun saja.
Untuk belanja langsung, belanja pegawai bisa terealisasi terealisasi 73 persen, realisasi belanja barang dan jasa 69 persen dan realisasi belanja modal hanya 40 persen. Sedangkan realisasi pendapatan Jakarta hanya Rp 43,4 triliun atau 66 persen dari target Rp 65 triliun. 

Artikel ini ditulis oleh: