Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan membentuk Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) pada hari ini. Badan Layanan Umum (BLU) ini dibentuk untuk mendukung optimalisasi manajemen aset negara guna meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial.

BLU ini juga sekaligus untuk menggali potensi return on assets dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari Barang Milik Negara (BMN).

“Tapi untuk membentuk LMN ini kita kucurkan PMN (Penyertaan Modal Negara) dari APBN 2017. Saya ikut pembicaraan dengan Dewan (DPR) ada Rp16 triliun lebih,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat (23/12).

Namun demikian, kata dia, selain mengoptimalisasi manajemen aset BMN, PMN untuk LMAN juga untuk membeli tanah dalam rangka mendukung proyek strategi nasional.

“Kalau dulu kita belajar di Kementerian PUPR untuk beli tanah. Sekarang, uangnya itu ada di LMAN untuk beli tanah yang kemudian dipakai untuk pembelian tanah untuk proyek infrastruktur strategis nasional,” tandas dia.

Tanah-tanah tersebut untuk proyek-proyek seperti jalan tol atau pun pelabuhan. Meski begitu, kata dia, dari sisi anggaran tak ada masalah dibelanjakan di Kemen PUPR atau pun LMAN.

“Tapi bedanya, kalau di PUPR jadi belanja modal dan selesai, kemudian setiap tahun munculnya depresiasi. Tapi kalau di LMAN, dengan belanja Rp16 triliun, saya katakan Rp1 dibelanjakan apapun uang itu harus bekerja ekstra keras dan berkali-kali perputarannya,” papar dia.

Dengan begitu, dia berharap, uang PMN itu harus digulirkan jangan sampai ‘tidur’. Dan mesti dibelanjakan serta produktif untuk bisa menciptakan leverage atau peningkatan.

“Jadi uangnya bekerja keras. Dan itu bukan ilmu yang sulit. Dan jangan dibuat rumit dan ruwet. Maka perlu aturan dari pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dengan ambisi yang kuat,” tegasnya.

Hal ini perlu dilakukan agar infratructure gap yang masih terjadi selama ini masih luar biasa besar. “Itu harus bisa diatasi. Apalagi Negara Indonesia termasuk 20 kelompok ekonomi terbesar di dunia, masa tidak memiliki kondisi infrastruktur yang baik,” cetus Menkeu.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan