Jakarta, Aktual.com — Lurah Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Masud Hamid, di nilai otoriter dan nepotisme dalam memimpin dan menjalani tugasnya. Wakil ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Pulau Tidung, Fuadi, mengatakan banyak dari kinerja lurahnya yang tidak melibatkan lembaga-lembaga lain.
Dibeberkan Fuadi, Lurah Masud juga cenderung memaksakan kehendaknya dalam menjalankan tugas tanpa meminta pertimbangan dari lembaga terkait dan masyarakat setempat.
“Dia hanya melibatkan sanak famili atau orang-orang terdekatnya saja. Seakan-akan dia membentuk kerajaan kecil di Tidung sini,” kata Fuadi saat dihubungi wartawan Senin (6/7).
Dihubungi terpisah, pendapat senada juga disampaikan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rechasiring Pulau Seribu, Komarudin yang mengatakan bahwa salah satu sikap Masud yang otoriter sejak memimpin pada 22 Januari 2015 itu yakni merekrut pekerja harian lepas (PHL) yang disinyalir menggunakan praktek-praktek nepotisme.
“Dalam perekrutannya, Masud tak transparan, suka-suka dia saja. Misalnya, orang titipan dia lolos jadi PHL, walaupun enggak ikut seleksi. Di lingkungan kelurahan juga. Makanya, banyak orang-orang lama yang kebuang dan orang-orang baru masuk,” ungkapnya
Ditambahkan Komar, selain proses perekrutan PHL dalam menjalankan kegiatan APBD lurah Masud juga telah membagi-bagikan tugas kepada koleganya.
“Kegiatan pada APBD juga dia sudah bagi-bagikan ke orang-orangnya. Ini kan nepotisme namanya. Padahal, kalau mau bangun Pulau Tidung, ayo.kita kerjakan bareng-bareng,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid