Petugas kepolisian bersama Tagana dan masyarakat membersihkan puing rumah yang tertimpa longsoran tanah di Kluwih, Pendoworejo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (16/12). Dua rumah rusak berat akibat talut yang longsor pada Selasa (15/12) malam tersebut. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/kye/15.

Semarang, Aktual.com — Bencana longsor kembali terjadi yang disebabkan tanah bergerak sejauh 1,2 kilometer pada lahan 5 hektare di desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jum’at (25/3), pagi tadi. Petugas mengevakuasi sebanyak 158 jiwa warga RT 03/ RW 1 ke SDN 2 Clapar, Madukara. Akibatnya, 9 rumah rusak berat, 3 ruma rusak sedang, 2 rumah rusak ringan dan 29 terancam longsor.

Kepala Pusat Data Informasi BPBD, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan pergerakan longsor pertama terjadi pada Kamis (24/3), pukul 19.00 Wib. Disusul, longsor kedua pada tempat yang sama terjadi pada Jumat (25/3) pukul 01.30 Wib, dan diikuti longsoran ketiga pada pukul 06.00 Wib.

“Tipe longsoran terjadi karena bergerak secara berlahan-lahan (soil creep),” ucap dia.

Saat ini, pihak BPBD dibantu ratusan petugas gabungan dari unsur Kodim 0704 Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, PMI, Tagana, Bela Negara, dan relawan membantu evakuasi warga ke tempat yang aman.

“Pak Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD Provinsi Jateng dan BPBD terdekat seperti BPBD Kab Wonosobo, Banyumas, Purbalingga dan Cilacap membantu evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Logistik dan peralatan dikerahkan ke lokasi. Pokso Aju, posko pengungsian, dan dapur umum telah didirikan,” ucapnya.

Kondisi terkini, sebut Sutopo, tanah terus bergerak. Listrik dimatikan dan akses jalan utama Kabupaten Banjarnegara Pagentan melalui Madukara terputus total. Daerah di sekitar longsor dikosongkan untuk mengantisipasi longsor susulan mengingat area longsor cukup luas.

“Dengan kondisi seperti itu sudah tidak layak untuk menjadi permukiman karena tanah sangat labil dan membahayakan,” beber dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka