Jakarta, Aktual.com – Longsor yang terjadi di kompleks Perumahan Pesona Kalisari, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, terjadi karena sebuah lubang yang ada di jalan depan rumah korban yang bernomor 278 di RT 007/RW 005.

“Penyebabnya karena ada lubang di depan rumah yang kemudian tergenang ketika hujan deras,” kata pemilik rumah, Syarifudin, di lokasi kejadian, Selasa (27/11).

Syarifudin menceritakan lubang tersebut terjadi pada hari Minggu (25/11) sekitar pukul 11.00 WIB tepat ketika sebuah mobil warga lainnya melintas untuk ke luar kompleks yang tiba-tiba terjebak di tengah jalan karena roda kiri depan tiba-tiba terjebak dalam lubang berukuran kurang dari satu meter tersebut.

Dari foto yang diperlihatkan oleh Syarifudin, lubang tersebut ternyata memiliki rongga di bawah aspal jalan yang akhirnya membuat pemilik rumah yang juga ketua RT tersebut, bersepakat dengan warga lainnya untuk memperbaiki lubang di jalan tersebut.

Akhirnya pengerjaan disepakati akan dimulai pada keesokan harinya, yaitu Senin (26/11) dengan penggalian dan pelebaran lebih dulu untuk kepentingan menimbun rongga tersebut dengan material kuat seperti batu, sebelum kembali diaspal.

Namun belum sempat ditimbun oleh material kuat, hujan deras mengguyur Jakarta, termasuk wilayah tersebut sekitar pukul 12.30 WIB.

“Saya sempat menghubungi istri yang sedang di rumah dan katanya masih aman. Namun 15 menit kemudian air memenuhi lubang itu dan akhirnya longsor pun terjadi karena volume air yang tinggi,” kata Syarifudin.

Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun dua sepeda motor Syarifudin yang diparkir di dalam garasi turut terseret dan akhirnya tertimbun longsoran.

Izin bermasalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengunjungi lokasi kejadian pada Selasa, mempertanyakan izin mendirikan bangunan (IMB) bangunan yang longsor itu dan rumah-rumah di sekitarnya yang menurut dia rawan untuk dibangun.

“Saya tadi meninjau lokasi longsor yang terjadi di RT 007 RW 005 kalisari, di tempat ini kita cek status lahannya, ini lahan hijau yang tidak seharusnya dibuat bangunan. Karena ada ketinggian tanah yang perbedaannya signifikan anda lihat yang di atas dan di bawah, yang di atas adalah lahan hijau yang tidak seharusnya ada bangunan. Kemudian kita saksikan sekarang semua penuh dengan rumah dan tidak punya IMB,” kata Anies selepas peninjauan.

Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut, bangunan-bangunan yang dibangun tanpa izin dan tidak memperhitungkan kekuatan struktur.

“Bahkan kalo lihat disitu ada tandanya di lokasi longsor bawahnya itu saluran air besar. Jadi dia (air,red)menggerus terus-mengerus akhirnya longsor. Karena alasan jalur hijau itu juga pengembang tidak dapat izin membangun dan hanya menjual berupa kavling,” kata Anies.

Akan tetapi, Syarifudin menyatakan dirinya memiliki IMB dan sertifikat lengkap mengenai tanah dan bangunan yang dibelinya sekitar tahun 2008 tersebut.

“Saya belinya 2008. Saya kan udah beli jadi, sudah ada bangunan dan sertifikat ada,” kata Syarifudin.

Kendati demikian, dia menyatakan dirinya akan mengikuti kebijakan dari Pemprov DKI Jakarta yang diyakininya yang terbaik walaupun harus membongkar bangunan tempat tinggalnya tersebut.

“Saya ikut kebijakan saja yang terbaik dari Pemprov, kalau mau dibongkar yasudah, lnsya Allah ada rezeki lain, yang penting saya memikirkan juga untuk keselamatan yang lainnya, keluarga juga kan tinggal di sini saya rasa sudah gak aman,” kata Syarifudin yang mengaku keluarganya diungsikan ke tetangga untuk sementara waktu.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: