Jakarta, Aktual.co — Sedikitnya tiga desa di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terisolir akibat longsoran material tanah perbukitan yang menutup akses jalan transportasi di kawasan pertanian itu.
“Sudah dua hari ini kami terpaksa jalan kaki, roda dua pun tidak bisa lewat,” kata Helda br Aritonang (42 tahun), warga Nagori (Desa) Lokkung, Kamis (15/1).
Longsor yang terjadi pada Selasa (13/1) malam, di sejumlah titik jalan penghubung Nagori Lokkung dan Nagori Raya Bayu, sepanjang kira-kira tiga kilometer, itu akibat hujan deras sehingga melumpuhkan aktivitas warga.
Bencana alam ini juga memutus aliran listrik ke permukiman warga, karena sedikitnya empat tiang listrik tumbang dan kawat pengantar listrik putus, sehingga berdampak pada penerangan rumah warga, katanya.
“Kami beralih memakai lampu teplok, dan membeli minyak tanah dan kebutuhan dapur lainnya harus menempuh jarak yang cukup jauh,” kata Helda.
Warga lainnya, Riahman Sijabat (51 tahun) menambahkan, longsoran juga mengakibatkan puluhan hektare luas lahan pertanian masyarakat rusak dan terancam tidak panen.
“Umur padi itu satu bulan lagi panen, ada yang tertimbun longsoran, dan sebagian tidak teraliri air karena irigasi tertimbun sehingga air mengalir ke tempat lain,” kata Riahman.
Sementara, Camat Raya Frans Novendi Saragih menyebutkan terdapat 560 kepala keluarga yang terdampak terjadinya bencana alam longsor di tiga desa tersebut.
“Kami bersama warga melakukan gotong royong membuka akses untuk sementara, sambil menunggu perbaikan secara permanen dari pemerintah kabupaten,” ujar Frans.
Artikel ini ditulis oleh:

















