Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 kini tidak lepas dari kesalahan berbagai pihak. Karenanya, Luhut mengajak semua pihak untuk introspeksi.
“Saya kira Pak Budi, Budi Sadikin sedang kerja keras walaupun lagi pusing menghadapi Covid, naiknya eksponensial, dengan adanya masuknya indian varian ini, varian India ini. Ini supaya juga kita sama-sama kesempatan ini berkaca, inilah kesalahan kita ramai-ramai,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, pada Selasa (15/6).
Luhut menegaskan, pemerintah telah berupaya sangat maksimal untuk menahan masyarakat bepergian, salah satunya agar tidak mudik. Namun, masih ada masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan tersebut.
“Pemerintah sudah minta habis-habisan, minta supaya kita stay at home tidak mudik. Kemarin kita ramai-ramai (mudik), ini buahnya. Jadi semua, kita harus melakukan perenungan kalau kita sebagai pemimpin tidak memberikan contoh, ini dampaknya seperti sekarang ini. Banyak korban yang tidak kita sadari, langsung atau tidak langsung, akibat kelakuan kita sendiri,” ujar Luhut lebih lanjut.
Sorotan terkait kenaikan kasus COVID-19 sebelumnya juga disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ma’ruf menegaskan, diperlukan upaya untuk mencegah penularan agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti India dan Malaysia.
“Kita semua merasakan sekarang ini sedang terjadi peningkatan penularan, kalau kita tidak melakukan upaya-upaya mengintervensi ini bisa terjadi seperti di India juga di Malaysia,” kata Ma’ruf Amin saat meninjau vaksinasi di Kota Tangerang yang disiarkan melalui YouTube Kota Tengarang, pada Selasa (15/6).
Menurut Ma’ruf, dampak pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, namun juga ke berbagai aspek kehidupan lainnya.
“Dan selama ini kita juga sudah merasakan sendiri akibatnya yang tidak hanya juga berdampak pada kesehatan tetapi juga pada sosial, ekonomi, pendidikan dan sektor-sektor yang lain,” jelas Ma’ruf.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan jika laju penyebaran covid-19 lebih cepat daripada vaksin pada Senin (14/6).
Hal itu disampaikan tak lama setelah tujuh negara kaya dunia, G7, menyampaikan komitmen untuk berbagi 1 miliar dosis vaksin covid-19 dengan negara-negara miskin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut komitmen pemberian 870 juta dosis vaksin baru dari tujuh negara besar itu. Namun, Tedros menilai komitmen itu terlambat dan terlalu sedikit mengingat masih diperlukan 11 miliar suntikan.
“Ini adalah bantuan besar, tetapi kita membutuhkan lebih banyak, dan kita membutuhkannya lebih cepat. Saat ini, virus bergerak lebih cepat daripada distribusi vaksin secara global,” ujar Tedros dilansir CNN, Selasa (15/6).
Tedros mengungkapkan lebih dari 10 ribu orang meninggal setiap harinya karena covid-19. Negara miskin dan berkembang membutuhkan vaksinasi sekarang, bukan tahun depan. Sementara penduduk di banyak negara kaya bisa menikmati kembali hidup “normal” berkat tingkat vaksinasi yang tinggi.
WHO menginginkan setidaknya 70 persen populasi dunia divaksinasi pada pertemuan G7 berikutnya di Jerman tahun depan.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i