Jakarta, Aktual.co — Gubernur DKI Jakarta Ahok berkomentar soal ditolaknya rencana pembangunan LRT oleh DPRD DKI pada rapat badan anggaran kemarin. Ia mengatakan tidak mempermasalahkan mengenai ditolaknya rencana tersebut.
“Enggak apa-apa, artinya kita akan tempuh kerjasama dengan swasta,” ujarnya di Balai Kota, Jumat (19/12).
Ia mengatakan wajar jika DPRD menolak karena belum ada Detail Engineering Design (DED) mengenai proyek tersebut.
“Kan memang belum ada DED-nya. Mungkin mereka nilai ini baru pemikiran saja,” ujarnya.
Pemprov DKI mengusulkan pembangunan LRT karena jalur monorel yang telah dibangun PT Jakarta Monorail tak kunjung selesai meski telah dibangun sejak tahun 2007 lalu. Pemprov DKI berniat memanfaatkan tiang sisa proyek untuk dijadikan jalur LRT yang lebih hemat karena pihaknya tidak membutuhkan banyak lahan karena bisa dibangun di atas ruas jalan.
LRT memiliki fleksibilitas yang tinggi dan memungkinkannya dibangun di antara gedung-gedung dan bisa berbelok dengan sudut yang tajam, berbeda dengan jenis kereta lainnya. Selain itu, LRT bisa mengangkut penumpang jauh lebih banyak dibanding monorel ataupun bus Transjakarta.
Namun, terdapat kendala karena jika bekerjasama dengan swasta, aset dan properti akan menjadi milik mereka.”Kalau kerja sama dengan swasta kan, memang barang (LRT) dapat tapi untuk properti kita nggak untung,” ujarnya.
Sebagai informasi, Banggar DPRD DKI Jakarta telah membahas rencana penganggaran proyek LRT di APBD tahun 2015. Namun setelah pembahasan yang cukup panjang, Banggar menolak untuk menganggarkan rencana proyek tersebut karena alasan konsep pembangunan LRT yang belum jelas.
Salah satu anggota dewan yang protes anggota yakni dari Fraksi Nasdem Bestari Barus. Dia mempertanyakan kesiapan rencana proyek Pemprov DKI yang ingin langsung menganggarkan proyek yang nilainya lebih dari Rp 7 triliun tersebut.
“Bagaimana amdalnya, DED, bagaimana PSO-nya. Terus bagaimana dengan pembagian tugasnya di Pemprov. Harus jelas,” tanya Bestari, Kamis (18/12).
Dia mengusulkan lebih baik dalam tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk kajian saja sebesar Rp 1 miliar. Namun untuk anggaran pembangunan LRT ditunda hingga ada kajian, DED, Amdal dan PSO.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid

















